Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Merayakan Natal 25 Desember atau 6 Januari atau 7 Januari?

Diperbarui: 19 Desember 2017   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arsip pribadi

Sebagian besar umat Kristiani di dunia saat ini merayakan Natal pada 25 Desember. Namun sebagian umat atau Gereja Ortodoks Timur masih tetap merayakan Natal pada 6 atau 7 Januari. Selisih 12 atau 13 hari dari Natal kebanyakan orang Kristen.

Sebagian Kristen Ortodoks Timur di negara-negara bekas Uni Soviet masih merayakan Natal pada 7 Januari.

Umat atau Gereja Kristen Ortodoks Armenia di berbagai negara, juga Kristen Coptic di Mesir, malah merayakan Natal pada 6 Januari (jadi bukan 25 Desember, bukan juga 7 Januari). Tapi di Mesir, hari Natal dan Tahun Batu bukan sebagai hari libur resmi.

Secara global saat ini, bahkan tercatat ada 5 negara, yang secara resmi merayakan Natal dua kali dalam setahun: 25 Desember dan 7 Januari. "Secara resmi" maksudnya dijadikan hari libur resmi, yaitu di Belarusia, Eritrea, Lebanon, Moldova dan terakhir Ukraina.

Ukraina sendiri baru mulai 2017 mengakui tanggal 25 Desember sebagai hari libur resmi untuk Natal. Sebelumnya Ukraina hanya mengakui secara resmi  Natal pada 7 Januari, meski umat Ortodoks Ukraina sudah lama merayakan Natal pada 7 Januari.

Dan munculnya dua atau tiga kali Natal dalam setahun itu punya cerita panjang. Dalam sejarah almanak yang mengacu pada sistem solar (matahari), gereja-gereja terutama di Eropa sudah memberlakukan almanak sistem kalender Julian sejak tahun 45 Sebelum Masehi (SM), dan berlaku sampai tahun 1582, yakni selama lebih dari 16 abad.

Namun sistem Kalender Julian belum/tidak memperhitungkan secara cermat selisih kelebihan sekian jam+menit+detik dalam setiap perputaran Bumi+Bulan mengitari matahari selama 365 hari. Kelebihannya sekitar 5 jam, 49 menit 48 detik. Kelebihan tersebut yang kemudian diakumulasikan dan dipatenkan melalui Tahun Kabisat (Februari menjadi 29 hari) setiap empat tahun.

Karena itu, pada September 1582, Paus Gregory VIII, memperbaharui atau mengoreksi Sistem Kalender Julian. Menurut Paus Gregory VIII, terdapat sekitar 12 atau 13 hari akumulasi jumlah hari yang tak tehitung kira-kira selama 1627 tahun (1582 + 45 tahun), yakni periode pemberlakuan sistem kalender Julian.

Saya tidak terlalu paham perhitungan astronomisnya. Tapi, kalender Paus Gregory VIII, akhirnya total mencopot sebanyak 13 hari dari almanak pada tahun 1582. Akibatnya, hari Natal yang awalnya dirayakan pada 7 Januari 2017, bergeser menjadi 25 Desember.

Tentu tidak semua wilayah di dunia langsung mengikuti Sistem Kalender Gregorian. Pada awalnya, Kristen Protestan dan Kristen Ortodoks Timur tetap mengikuti sistem kalender Julian (Natal pada 7 Januari). Namun secara berangsur, satu per satu negara atau gereja di dunia mengikuti sistem Gregorian (Natal pada 25 Desember).

Sebagai contoh, Gereja Ortodoks Rusia, Serbia dan Georgia sampai hari ini misalnya masih mempertahankan perayaan Natal Gereja Ortodoks, yakni pada 7 Januari (lebih telat 13 hari), meskipun Rusia telah mengadopsi almanak sistem Gregorian sejak tahun 1918.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline