Lihat ke Halaman Asli

Sabar

Iman ilmu dan amal seta koneksi harus dimiliki dalam membangun bangsa

Cerita Inspirasi, Anak dari Tukang Kayu Bakar Wisuda di UI

Diperbarui: 2 Februari 2020   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisuda Universitas Indonesia | dokpri

Tak pernah terbesit oleh ku untuk kuliah di universitas Indonesia, semua ini seperti mimpi disiang bolong. Anak kampung dari jambi yang lugu dan polos kok bisa masuk Universitas Indonesia, "kataku dalam hati". Semua ini ternyata berkat Doa Orang Tua ku, Sehingga Allah SWT memudahkan segala urusanku. 

Aku terlahir dari Orang tua yang bernama Bapak Alim yang lahir Tahun 1943 dan Ibundaku Martati tahun 1951. Bapaku selalu berpesan kepadaku, dia selalu berkata " Kau Sekolahlah yang pintar Bar, biar biso jadi Mentri" coba kau tengok Mahfud MD gelarnyo professor, ngomongnyo pintar, Jangan kayak Bapak kau ne, SD (dulu Sekolah Rakyat ) cuman Sampai Kelas 3 SD". Kelihatannya Bapakku kayaknya Fans banget sama mahfud MD karena omongannya yang lugas dan berani. Aku dengan nada lembut menjawab " iyow pak, aku sekolah yang benar yang penting doanyo pak".  

Bapakku dikampung termasuk orang paling tuo, teman-teman seusianya sudah duluan menghadap sang illahi, Alhamdulilah, Allah SWT masih memberikan umur panjang untuk melihatku wisuda.  Bapaku profesinya selalu berubah-ubah, yang dulunya buruh pabrik lalu beliau berhenti karena gajinya sangat kecil, sedangkan tanggungan keluarga besar. Maka bapakku harus memutar otak, bagaimana bisa mendapatkan penghasilan yang cukup. Akhirnya Bapakku mencari kayu bakar di hutan dengan sepeda ontelnya, kemudian dia mencari kayu dihutan, selanjutnya di belah, sehingga menjadi kayu bakar. 

Profesi itu dilakukan selama puluhan tahun, Semua kakaku merasakan bagaimana rasanya mencari kayu di hutan dan membawa pulang kayu tersebut kembali ke rumah. Selain menjadi tukang Kayu Bakar, Bapaku juga kadang-kadang ikut kerja bangunan untuk menambah penghasilan. 

Di usia yang memasuki 77 tahun, bapaku mengisi waktu dengan jualan kelontong, alhamdulilah sedikit demi sedikit menjadi berkah. Dan mampu mendidik anaknya menjadi Magister Sains (M.Si). Bapakku selalu menghipnosis anaknya jika ingin kaya, jangan banyakin pengeluaran, jika pemasukannya sedikit. Kalau kata orang jawa "Di suruh Prihatin dulu". Selanjutnya bapakku Selalu berkata kerja keras dan Semangat pantang menyerah.

Dulu ketika aku kecil, Bapaku termasuk superhero buat anaknya. Karena ketika aku di ganggu sama siapapun dia langsung datang dan memverifikasi apakah benar Sabar diganggu dan memastikan anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Karena bapaku sangat tahu sekali karakter dan watak ku, kalau aku itu orangnya cengeng, penakut, penurut dan tidak pernah mengganggu orang lain. jadi mustahil kalau aku nakal, "itu Kata Bapakku". Sekarang Buat Bapak dan Mak, anakmu yang paling bungsu yang cengeng ini sudah tumbuh dewasa menjadi anak laki-laki yang tangguh. Sekarang izinkan anakmu ini menjagamu dan melindungimu dengan segenap raga dan jiwa.

Semakin aku menjadi dewasa, semakin aku mengerti apa itu arti dari perjuangan seorang ayah dan ibu. Terima kasih untuk semua tetes keringat yang kau teteskan untuk kami." WISUDA ini aku persembahkan Buat Orang Tua Ku. dan Terimakasih LPDP dan Rekan-Rekan yang telah membantu.

Salam Sukses buat Kita Semua.

INDONESIA AKU PASTI MENGABDI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline