Lihat ke Halaman Asli

Sarwo Prasojo

TERVERIFIKASI

Humor | Dua Pensiunan

Diperbarui: 12 Januari 2019   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaosjowo.blogspot.com

Ketika seni menjaga kewarasan

Tetangga saya seorang pensiunan guru.  Sudah lebih enam tahun masuk masa purna tugas sebagai guru SD.  Tiga puluh tahun lebih masa baktinya. Kini, setelah pensiun yang dilakukannya sebagai kegiatan baru yakni bertani.  Menggarap sawah milik istrinya, sawah warisan.

Hampir setiap pagi, selepas pukul enam, dia  kedatangan seorang tamu setia.  Orang yang satu desa itu.  Sama-sama pensiunan. Lelaki ini bekas tentara. Yang pernah tugas ke Kamboja dalam rangka peace keeping.

Kedua orang ini punya pandangan politik yang berbeda.  Si pensiunan guru setia dengan partai banteng moncong putih.  Sedang si mantan tentara tak goyah untuk berada di bawah naungan kepala burung Garuda.

Tak ubahnya dengan warga negara Indonesia yang lain, orang ini pun terkena imbas pengkutuban politik nasional.  Setiap  ajang kontestasi politik selalu tak sejalan di antara keduanya.  Dari pilkada kabupaten/kota, Pilgub sampai yang klimaks tentu saja pilpres.  Dari sebelum 2014 sampai sekarang, kedua pensiunan ini konsisten dengan pilihan politiknya. Kokoh tak tertandingi, seperti semen tiga roda.

Tentu saja, si mantan guru suka memuji Presiden Jokowi. Sedang si mantan prajurit itu kerap meninggikan capres Prabowo.   Konten percakapan mereka seperti yang ada di televisi berita.  Selalu up-to-date. Tiap hari ada saja topik bahasan baru.  Semua mengikuti naik turunnya suhu politik nasional.

Si pensiunan guru punya sumber informasi dari televisi berita.  Juga, dengan smartphone-nya dia bisa memutar video konten politik lewat YouTube.  Bahkan karena tak mau terputus, ia kerap membawa HP- nya itu ke WC sembari be-ol.  Dan kedua acara itu dinikmati secara bebarengan.

Bagaimana dengan si pensiunan tentara? Tidak terlalu banyak yang saya tahu.  Pastinya rutin nonton tayangan televisi juga. Tapi apakah dia YouTube lover? Nggak tahu, saya.

Seringkali saya mematikan televisi, untuk menguping percakapan mereka dari jauh.  Bukan saja untuk hemat listrik, tapi diskusi mereka tak dipenggal oleh tayangan iklan. Kalau ada jeda, itu sekedar ambil korek api untuk menyalakan rokok. Terus mulutnya nerocos lagi.

Nah, untuk urusan kepulan asap tembakau keduanya sama selera. Penikmat kretek Djarum Super.  Jika salah satu lagi kehabisan atau tak punya, masing-masing menyilakan untuk mengambil.

Tapi tetap saja, untuk urusan politik selalu tidak ada titik temu di antara keduanya.  Polarisasinya amat kuat.  Sebagaimana perdebatan isu-isu politik nasional yang sering tayang di televisi. Selalu mempertahankan logikanya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline