Lihat ke Halaman Asli

Mana Lebih Efektif, Transaksional atau Emosional

Diperbarui: 29 April 2019   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Untuk Cileunyi 5 tahun lalu, membangun hub emosional dengan pemilih cukup efektif.

Artinya kemungkinan caleg jadi dengan membangun komunikasi yang intens , dibantu dengan mengadakan kegiatan bersama, bisa NGALIWET  atau mengadakan perlombaan , ingatabln pemilih cukup baik.

Ngobrol santai, diskusi  dengan bekal konsumsi seadanya masih ok.

Pada pemilu kali ini , apa yang saya alami dan teman teman alami.polanya berbeda, jika mau ada pertemuan yang paling penting bukan isi diskusi, bukan hub jangka panjang tapi seberapa besar isi Amplop.

Sudah barang tentu amlopnya bervariasi pada setiap pertemuan, kisaran 15 ribu sampai 100000.

Kemungkinan jadi suara pun ternyata tidak berbanding lurus dengan besarnya isi.

Semakin lama jarak pertemuan dan pencoblosan maka kencenderungan pemilih akan lupa.

Berdasar pengalaman, H-20 pemilu, saya sosialisasi dicikanjunh desa Hegarmanah dengan peserta 157 orang jadi suara 18 orang dan H-4 kembali saya bersilaturahmi dengan para tokoh dengan uang transport

Suara laiinnya hilang karena disawer oleh Golkar dan PDIP H-1 .

Sementara di Sukamanah Rancaekek sosialisasi beberapa titik H-75 hari  dengan peserta total hampir 150 dan intens hub dengan tokoh masyarakat suara tak lebih dari 10, ini juga paduan diskusi, uang transportasi dan mug.

Setelah dilakukan investigasi pasca pemilu, teman teman Golkar PDIP Demokrat melakukan saweran di hari akhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline