Nomaden adalah pola hidup yang berpindah-pindah dengan cara hidup meramu dan berburu. Berdasarkan cerita yang saya dapat dari beberapa siswa/teman/saudara, masyarakat dengan pola hidup nomaden "mungkin" masih ada di Indonesia seperti suku Anak Dalam (Jambi).
Saya pernah mendatangi daerah pedalaman Jambi bersama beberapa teman dalam rangka kunjungan evangelisasi gereja, dan informasi yang saya dapat sebagian dari mereka berasal dari suku anak dalam. Dari situasi yang saya lihat, sepertinya mereka adalah masyarakat semi nomaden.
Walaupun mereka belum bisa bercocok tanam dengan baik, belum bisa mengolah sesuatu menjadi hal yang berguna bagi hidupnya, namun mereka sudah mempunyai tempat tinggal yang permanen walaupun masih terbuat dari kayu (membuat rumah kebanyakan seperti rumah panggung).
Dan masih ada terdapat beberapa rumah pohon yang juga dijadikan sebagai tempat tinggal.
Cara berpakaiannya juga masih belum dengan sewajarnya karena masih ada orang dewasa yang tidak menggunakan baju dengan layak, begitu dengan para orang tua dan anak-anak.
Namun yang saya lihat, dengan sentuhan dan bantuan dari pihak luar, setidaknya masyarakat di sana sudah mulai berpikir untuk tetap tinggal di sana dalam jangka waktu yang lama.
Untuk mempertahankan hidupnya, masyarakat di sana mulai diajari cara bercocok tanam, cara memasak makanan dengan benar, cara berpakaian yang layak, bagaimana cara menjaga kebersihan, membuat dan membangun sarana kebersihan seperti kamar mandi, dll.
Walaupun untuk melakukan itu semua sangat memerlukan waktu yang lumayan lama agar mereka bisa menerimanya.
Yang menjadi keahlian utama mereka adalah berburu hewan. Mereka mampu melakukannya dengan baik demi kelangsungan hidup sehari-hari.
Banyak kendala-kendala yang dihadapi salah satu masalah utama adalah masalah bahasa. Kedua belah pihak yang saling berkomunikasi dan tidak mengerti satu sama lain, sehingga bentuk komunikasi yang digunakan adalah bahasa tubuh/bahasa isyarat.
#smd011118