Lihat ke Halaman Asli

Ruth Tesalonika

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Membangkitkan Kembali Ekonomi Setelah Pandemi

Diperbarui: 6 Juni 2022   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sekitar 1,5 tahun yang lalu, tepatnya Desember 2019, kasus pertama virus Corona ditemukan di Hubei, Cina. Dan pada Maret 2020, Kasus virus Corona pertama kali didapati di Indonesia, yang dipercaya pertama kali dibawa oleh seorang warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. 

Sejak saat itulah, pemerintah mulai menjalankan berbagai kewenangan untuk menanggulangi bencana ini. Mulai dari PSBB berskala kecil, hingga berkembang ke skala besar, hingga lockdown, yaitu penutupan akses suatu daerah, entah itu akses masuk maupun keluar. 

Akibat dari bencana yang tidak dapat dihindari ini, Seluruh dunia mengalami kekacauan, entah dalam hal perekonomian, politik, pemerintahan, dan lain-lain. Layaknya negara lain, Indonesia juga merasakan dampaknya. 

Salah satu dampak yang paling besar adalah perekonomian Indonesia. Karena langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan pandemi ini, perekonomian Indonesia mengalami penurunan drastis. 

Dilansir dari kompasmedia.kompas.id , laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami pertumbuhan negatif. Awal 2020 perekonomian masih bertumbuh 2,97% (Year on Year), tetapi pada kuartal II 2020, terjadi penurunan sebesar 5,32% (Year on Year). 

Tentunya, berbagai usaha harus dilakukan agar perekonomian Indonesia bisa kembali jaya seperti dulu lagi. Apalagi, dengan kebijakan pemerintah memberlakukan PSBB dan lockdown, tentunya mempersulit banyak kaum. Contohnya pada sektor usaha. 

Banyak sekali pengusaha (perusahaan besar maupun kecil) yang terhambat dalam menjalankan bisnis mereka, bahkan gulung tikar akibat persaingan yang semakin sulit di era pandemi ini. 

Faktor utama kejatuhan perusahaan-perusahaan ini adalah sulitnya mencari pelanggan, karena di masa seperti ini, pastinya semua orang berusaha untuk berhemat demi bertahan hidup. 

Sedikit orang yang masih bisa memenuhi kebutuhan tersier mereka, kebanyakan mengutamakan kebutuhan primer dan jika masih mampu, baru akan memenuhi kebutuhan sekunder. 

Banyak juga usaha yang terpaksa tutup karena berlawanan dengan peraturan lockdown selama pandemi ini, contohnya seperti perusahaan di bidang pariwisata, pastinya sebuah perusahaan tidak dapat bertahan jika tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. 

Kebijakan lockdown juga berdampak pada kehidupan rakyat lainnya, yang bukan/tidak memiliki usaha. Pembatasan jumlah pekerja, Work from Home (WFH), hingga PHK pun banyak dirasakan oleh masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline