Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Berbuka Puasa Menyisip Luka

Diperbarui: 20 Mei 2020   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah, tiga butir kurma
Menyusul air putih membasuh dahaga
Sudah berbuka puasa
Menambah satu hari dilalui
Masih menyisakan beberapa hari
Setelah itu Ramadhan akan pergi

Jamuan berbuka yang tidak seberapa tapi sangat berharga
Ketika melepaskan dahaga kau bertanya, "kapan kita punya kebun kurma?"
Aku balik bertanya, "apa bisa?"
Kau terus bercerita
Tentang padang pasir bekas tambang dekat kampung kita

Padang pasir yang terluka
Bukan padang pasir di Madinah
Padang pasir yang teraniaya
Ulah penambang serakah
Kita tidak perlu menanam kurma
Jadikan padang pasir yang terluka menjadi makam mereka
Penambang serakah kini sudah menjadi kaya

Alhamdulillah, berbuka puasa kita terasa manis. Bukan manis gula pasir yang di taburi di padang pasir yang terluka tapi rasa syukur yang menjadi tangis.

Sungailiat, 20 Mei 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline