Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Pelacur Tua di Tengah Malam Buta

Diperbarui: 5 Desember 2019   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam belum tua, ketika pelacur tua melangkah pelan menerobos malam buta. Merasa sudah tidak punya harga. Lampu jalan menerangi kulitnya menjadi warna tembaga.

Pelacur tua menyelusuri jalan kota, tidak ada yang menyapa apa lagi yang menggoda. Jalan yang dilaluinya semakin buta. Tak takut kehilangan arah, karena sudah terbiasa.

Malam membawa angin. Pelacur tua telah masuk angin. Menyisahkan robek dikain. Dingin malam membuat kulit semakin keriput, tak lagi yakin. Memang, sudah tidak lagi laku. Menyadari tubuhnya terasa batu. 

Pelacur tua terus berjalan menyelusuri malam.Langah tersengal-sengal, ketika jantung sudah tak terhitung dipacu malam. Tak putus asa, walaupun malam tanpa rayuan dibiarkan  malam dalam diam.

Sungailiat, 5 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline