Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pergi Haji Tanpa Pasangan, Bukan Halangan

Diperbarui: 11 Agustus 2019   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Masih dini hari, Minggu (11/8) sekitar pukul 03.00 WIB aku menerima foto yang dikirimkan via WA istriku yang mengabarkan ia telah berada di Musdalifah. Setelah sejak Jumat (9/8) usai sholat Jumat waktu Arab Saudi, ia bersama jemaah asal kabupaten Bangka menuju Arafah untuk melaksanakan Wukuf. 

Wukuf merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi jemaah calon haji.  Dalam  Hadits yang diriwayatkan  Imam At-Tirmidzi, Rasululloh SAW bersabda, “haji adalah arafah". Untuk yang mengalami sakit keras saja di Safari Wukufkan, yakni ditempatkan di kendaraan khusus di bawa ke Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Setelah dari Wukuf di Arafah, usai Magrib jemaah haji bergerak menuju Musdalifah. Di lapangan terbuka ini ditengah malam dinginnya guru pasir Arab Saudi, istri menyempatkan diri mengirimkan foto-foto suasa di Musdalifah.

Istriku (depan) saat berada di Musdalifah (dokpri)

Dokpri

Dokpri

Alhamdulillah istriku dalam keadaan sehat. Insya Allah dapat menyelesaikan rukun dan wajib haji hingga tuntas. Amiin. Istriku memutuskan pergi sendiri menunaikan ibadah haji, ketika membayar Ongkos Naik Haji (ONH) 7 tahu lalu yakni tahun 2012 karena rezeki yang ada hanya untuk 1 orang. Bagiku tidak keberatan, karena aku sudah haji tahun 2008 yang juga sendiri. Mungkin kami berdua sudah ditakdirkan pergi haji sendiri saja. Terbayang 7 tahun lalu ketika uang yang ada untuk ONH telah tercukupi, sementara untuk menunggu gilaran bisa berangkat ke Tanah Suci dalam waktu yang lama. Ketibang menunggu tambah lebih lama, saya putuskan untuk membayar ONH buat istri saja. Waktu itu pagi hari, sebelum berangkat ke kantor saya menanyakan kesediaanya. Jawabannya sepontan bahwa ia berani berangkat sendiri. Siang itu juga saya menyelesaikan ONH dan melengkapi persyaratan administrasi yang diminta kantor Kementerian Agama kabupaten Bangka. 

Istriku (depan) bersama jemaah calon haji kabupaten Bangka ketika di Madinah (dokpri)

Dokpri

Dokpri

Musim haji tahun 2019, istriku dapat melaksanakan Rukun Islam yang ke lima ini. Pergi haji sendiri dan aku ditinggal bersama anak-anak di rumah ada kesan tersendiri. Memang pergi haji sendiri ada sebagian orang mengatakan, tidak indah karena tidak ada pasangan kita. Iya sih ada benarnya juga, tapi pergi haji sendirian ternyata lebih tenang seperti istriku yang harus meninggalkan anak yang masih dalam pengasuhannya. Selama di Tanah Suci, istri tidak terbebani karena memikirkan kondisi  si bungsu karena ada ayahnya yang menjaga.

Komunikasi yang dilakukan dari Arab Saudi ke Bangka lancar-lancar saja, antara istri dan aku. Paling penting jangan kabarkan, hal-hal yang kurang nyaman dan tidak penting kepada istri yang sedang menunaikan ibadah haji. Kabarkan perkembangan di rumah yang baik-baik saja ( memang kondisinya kebetulan baik ). Anak yang ditinggalkan juga diminta untuk tidak mengabarkan keluhan, semua masalahnya dapat diselesaikan ayah. Begitu pula dengan persiapan lebaran Idul Adha, semuanya telah tersedia seperti biasa dari berbagai kue kering dan penganan lainnya seperti tradisi daerah kita sudah siap dihidangkan.

Ketika Subuh waktu Indonesia, bertepatan dengan lewat tengah malam waktu Arab Saudi para jemaah akan bergerak menuju Mina untuk selanjutnya Mabit (bermalam) di sana. Masih ada tahapan ritual berikutnya, kami disini terus berdoa agar dilancarkan perjalanan ibadah haji. Semoga dapat menjadi haji yang Mabrurroh.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline