Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasioanal Ki Hajar Dewantara, Pendidikan Guru Penggerak

Diperbarui: 6 Juli 2023   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan anak harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sehingga tumbuh menjadi manusia yang berkarakter. Dokpri.

Setelah 9 bulan mengikuti program guru penggerak penulis ingin mereviu kembali  pengalaman dengan menuliskankan jurnal refleksi. Siapa tahu ada manfaat bagi para pembaca yang sedang atau akan mengikuti pendidikan Calon Guru Penggerak.

Pada modul 1.1 Calon Guru Penggerak(CGP) akan mempelajari tentang pemikiran filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pada Alur Eksplorasi Konsep, CGP akan disuguhkan tayangan video pembelajaran zaman Kolonial belanda. CGP diharapkan dapat mengetahui perbedaan tujuan pendidikan zaman Kolonial dengan zaman setelah merdeka seperti saat ini.

Ada pertanyaan pemantik setelah melihat tayangan video diantaranya:

  • Apa tujuan Pendidikan yang dapat dilihat dari video pada zaman Kolonial?
  • Apa perbedaan dan persamaan tujuan Pembelajaran pada zaman Kolonial dan pembelajaran sekarang?

Penulis pernah mencatat di notes LMS bahwa Pendidikan di zaman kolonial hanya memberikan pembelajaran bagaimana cara membaca, menulis dan berhitung seperlunya saja, itupun diperuntukkan kepada mereka yang akan bekerja membantu di rumah-rumah kolonial.

Saat itu para Bupati berinisiasi mendirikan sekolah yang hanya diperuntukkan untuk anak-anak mereka yang akan menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Sehingga bisa dipastikan yang dapat mengenyam pendidikan adalah mereka putra dari para pembesar, yang punya wilayah dan kekuasaan.

Sedangkan rakyat kecil tetap saja dibiarkan dalam kebodohan, hingga mereka lupa bahwa pendidikan adalah hak semua rakyat, tanpa terkecuali. Hingga tahun 1922 lahirlah Taman Siswa yang digawangi oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mengenyam pendidikan.

Disinilah perbedaan yang mencolok tujuan Pendidikan di masa kolonial, sedangkan Pendidikan pasca kemerdekaan hingga sekarang bertujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa dan perikehidupan  bangsa. Hingga adanya kebijakan pemerintah wajib belajar(Wajar) hingga usia sembilan tahun.

Tahun demi tahun pendidikan selalu berubah dan mentransformasi ke arah yang lebih baik. Desain kurikulum yang selalu berganti menjadikan gaung pendidikan di negeri ini telah dipikirkan oleh para ahli di bidangnya. Termasuk saat ini kita beralih dari kurikulum 13 menjadi kurikulum merdeka.

Penulis saat mengikuti Lokakarya 2, CGP angkatan 7 Kabupaten Tuban. Dokumentasi Pribadi.

Berikut resume dari modul 1.1 tentang filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara : 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline