Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Pembentukan Karakter Positif dengan Kekerasan? Mana Bisa...

Diperbarui: 29 Agustus 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Biar sajalah, buat membentuk karakter... "

EH? Membentuk karakter? Dengan kekerasan?

Hmmm.. Aku tak mengatakan apa- apa. Aku tak ingin berdebat dengan seseorang yang baru saja kutemui dan tak kukenal. Tapi jelas, aku tak sepakat dengan apa yang dikatakannya...

Hari itu, suatu hari di akhir minggu. Aku, suamiku dan si bungsu baru saja tiba di kota dimana kedua anak kami yang sulung dan tengah kuliah.

Anak tengah kami, baru tahun ini diterima di perguruan tinggi di kota tersebut. Dan pagi itu, tanpa sengaja saat melintas di sekitar suatu lapangan olah raga, kulihat para mahasiswa baru sedang berada disana. Hari itu, rangkaian kegiatan Orientasi Studi bagi para mahasiswa baru memang sedang dilakukan. Menurut jadwal, itu hari ketiga dan hari terakhir kegiatan tersebut.

Aku memantau sejak awal, apa saja kegiatan dalam Orientasi Studi ini. Tak terlalu khawatir sejak mula, sebab sudah memiliki bayangan ketika si sulung dulu mengikuti acara serupa beberapa tahun yang lalu. Itu juga terkonfirmasi dari apa yang diceritakan anakku, bocah lanang yang baru menjadi mahasiswa itu.

Ada talk show, katanya dalam pesan pendek di Whatsapp yang dikirimkannya padaku. Diisi oleh para alumni yang kini sudah menduduki posisi penting dalam pekerjaannya.

Lalu ada beberapa sesi motivasi bagi para mahasiswa baru yang dipandu oleh para Profesor di kampus tersebut ( sesi motivasi ini yang oleh anakku dikomentari sebagai "menarik banget" ). Lalu ada perkenalan unit- unit mahasiswa, kegiatan ekstra kurikuler. Kemudian juga ada tugas- tugas membuat essay.

Semacam itulah kira- kira. Kalaupun ada kegiatan fisik, itu sekedar senam pagi atau wira- wiri dari kampus ke lapangan olah raga.

Mereka juga dibagi dalam kelompok, yang ada mentornya. Mentor ini terdiri dari para mahasiswa senior yang berbagi pengalaman, menceritakan kiat- kiat agar para mahasiswa itu bisa mengenal dan membayangkan kegiatan di kampus, baik akademik maupun ekstra kurikuler, temasuk menjawab pertanyaan adik- adik angkatannya tentang apa yang diajarkan di mata kuliah tertentu saat tingkat pertama, dan bagaimana agar bisa lulus dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline