Dari postingan-postingan saya di Facebook setahun terakhir , hampir semua orang menyebut saya sebagai pendukung Prabowo. Meskipun itu tidak benar tapi saya merasa tidak perlu membantahnya karena setiap orang memang cenderung menilai orang lain dari apa yang pernah dihatnya.
Sejatinya saya bukanlah pendukung Prabowo. Saya dan jutaan orang lainnya yang tidak terkait dengan Gerindra ataupun kelompok politik pro 02 memang sengaja memilih Prabowo dengan motivasi yang sama yaitu kami menginginkan perubahan Kepemimpinan Nasional.
Mengapa harus ada perubahan Kepemimpinan Nasional? Karena menurut kami selama 5 tahun terakhir ini negara dalam keadaan yang jauh lebih buruk dari zaman SBY, Gusdur dan Megawati.
"Lebih buruk bagaimana? Bukankah di zaman Jokowi pembangunan negeri ini begitu cepat dan melesat? Mengapa kalian tidak mau melihat hal-hal yang lebih positif dibanding mempermasalahkan kekurangan-kekurangan yang ada? ", begitulah selalu sanggahan yang kami terima bila kami mengatakan saat ini negara ini dalam keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya.
Kalau sudah terjadi perdebatan seperti itu di medsos maka saya hanya tersenyum dan mengatakan ya sudahlah, saya yang salah menilainya. Lantas mereka pun tidak memperpanjang lagi perdebatannya.
Sesungguhnya saya tidak pernah menyalahkan mereka yang membela mati-matian Jokowi.5 tahun yang lalu juga saya sama seperti mereka membela Jokowi. Yang menjadi perbedaan adalah mereka cinta pada Jokowi melebihi cinta mereka pada negeri ini.
Seperti halnya orang tua yang amat sayang pada anaknya, atau kekasih yang sangat sayang pada pacarnya, bila sudah terlanjur sayang maka seburuk apa tindak-tanduk anaknya akan dibela mati-matian. Misal si anak kepergok berkali-kali mencuri baik mencuri uang orangtuanya sendiri maupun mencuri barang-barang tetangganya, tetap saja sang orangtua akan membela anaknya mati-matian. Mau bagaimana lagi itulah yang sudah terjadi.
SULITNYA MENYAMPAIKAN FAKTA PADA ORANG YANG SEDANG "JATUH CINTA"
Ketika saya banyak mengkritik Jokowi di Facebook, harapannya tentu kritikan itu dibaca pihak lingkaran Istana dan disampaikan kepada Jokowi agar negeri ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu harapan saya juga agar pendukung Jokowi ikut mengetahui apa-apa sebenarnya yang menjadi kekurangan pemerintahan Jokowi.
Sayangnya yang terjadi malah banyak teman-teman FB yang tidak terima dan memusuhi saya, bahkan diunfriend oleh 1-2 orang. Tidak masalah karena itulah resiko menyampaikan sebuah fakta.
Ketika saya mengatakan ekonomi Indonesia memburuk, pertumbuhan Ekonomi selama 4 tahun terakhir Stagnant dan mentok di angka 5%, saya dibilang menjelek-jelekkan Jokowi. Ketika saya mengkritisi tidak efektifnya beberapa infrastruktur yang dibangun, saya dibilang sok tahu. Begitu juga saat saya mengkritik buruknya penegakkan hukum di rejim Jokowi, saya dibilang lebay.