Lihat ke Halaman Asli

Ruhul Maulana

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Awareness Preservasi Digital

Diperbarui: 11 Desember 2023   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pendahuluan

         Perpustakaan perguruan tinggi memainkan peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan merupakan bagian penting dari kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian. Selain itu, mereka berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk membantu mencapai tujuan akademik yang ditetapkan di perguruan tinggi (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 20). Menurut Ifijeh (2014), perpustakaan memeroleh, memproses, dan melestarikan sumber informasi, termasuk hasil intelektual yang dimilikinya. Karena jumlah siswa yang meningkat setiap tahun, output intelektual seperti skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal terus meningkat. Temu kembali dan akses ke informasi dalam jangka waktu yang lama akan lebih mudah dengan pengelolaan hasil intelektual yang baik.

         Pengelolaan repositori institusi selalu berkaitan dengan pengelolaan hasil intelektual.  Repositori institusi berfungsi sebagai tempat penyimpanan digital dari hasil intelektual yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Hasil intelektual dikumpulkan, disimpan, dan dibagikan untuk memenuhi kebutuhan anggota komunitasnya (Kaur, 2017; Lynch, 2003; Pendit, 2008), dan tersebar luas (Witten & Bainbridge, 2010). Sterman (2014) juga mengatakan bahwa repositori institusi adalah aset mahal dan berharga bagi universitas yang membutuhkan keterampilan khusus dalam pemrograman, manajemen konten, implementasi metadata, publisitas, dan penyebaran internal kepada komunitas.

         Saat ini, banyak perguruan tinggi yang membangun repositori institusi untuk mengelola dan memelihara konten digital. Preservasi digital yang efektif memastikan bahwa konten digital dapat diakses dan tersedia dalam jangka panjang.Perpustakaan belum menggunakan penyimpanan digital jangka panjang (Gbaje & Mohammed, 2017). Perpustakaan digital menggunakan strategi preservasi digital untuk memastikan bahwa item dan koleksinya tersedia dan dapat digunakan saat ini dan di masa depan (Xie & Matusiak, 2016). Tujuan utama preservasi digital di repositori institusi adalah untuk melestarikan, menjaga, dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi sehingga pengguna dapat menggunakannya lagi dalam jangka panjang (Musrifah, 2017).

2. Pembahasan

a. Metode preservasi digital

                  Metode yang digunakan untuk memastikan bahwa barang digital yang disimpan dapat diakses secara permanen untuk digunakan kembali dalam jangka panjang dikenal sebagai metode preservasi. Metode preservasi digital sangat penting untuk mengelola risiko keusangan perangkat lunak dan perangkat keras untuk preservasi digital (Gbaje & Mohammed, 2017). Repositori institusi dapat disimpan secara digital dengan berbagai cara. Ada beberapa cara untuk menggunakan teknik preservasi digital, seperti:

1) Penggunaan perangkat lunak preservasi digital

      Perangkat lunak preservasi digital seperti E-print, Dspace fedora, dan MyCore dapat digunakan. Perangkat lunak jangka panjang seperti LOCKSS, PLN, dan Portico juga dapat digunakan. Perangkat lunak khusus konservasi digital seperti Archivematica dan Rosetta juga dapat digunakan. Preservasi digital berbasis open source dan berbayar akan lebih mudah dengan penggunaan perangkat lunak dan pendukung yang tepat.

2) Preservasi teknologi

3) Emulation

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline