Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Siapa Min Aung Hlaing, Jenderal yang Merebut Kekuasaan Mutlak di Myanmar?

Diperbarui: 4 Februari 2021   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenderal Min Aung Hlaing (bbc.com)


Dunia menyorot apa yang terjadi di Myanmar. Pada tanggal 1 Pebruari 2021 seharusnya Aung San Suu Kyi melanjutkan masa jabatannya di periode kedua.

Namun militer mengkudeta dan mengambil alih kekuasaan. Aung San Suu Kyi beserta sejumlah elite politik Myanmar ditahan pihak militer yang melakukan kudeta. Pemimpin kudeta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pengambilalihan kekuasaan di Myanmar oleh tentara tidak dapat dihindari. 

Hal tersebut dikatakan Hlaing dalam pertemuan pertamanya sebagai pimpinan baru pada Selasa (2/2/2020). 

Saat Tatmadaw (sebutan untuk tentara Myanmar) bereaksi pada Senin (1/2/2021), keberadaan Aung San Suu Kyi belum diketahui dimana gerangan wanita besi tersebut.

Hal tersebut lantaran Tatmadaw memang tidak mempublikasikan dimana wanita yang menikah dengan orang Inggris tersebut, semenjak Suu Kyi ditahan di ibukota Naypyidaw.

Kendati para pengungsi Rohingya bersukacita atas penahanan ketua NLD (Liga Nasional untuk Demokrasi) Aung San Suu Kyi, akan tetapi tak pelak masyarakat Rohingya lainnya mengutuk pengambilalihan kekuasaan oleh militer tersebut.

"Kami mengecam keras peristiwa ini, ini adalah pembunuhan demokrasi," kata pemimpin etnis Rohingya Dil Mohammed, kepada Reuters, Senin (1/2/2021).

Dil tidak ingin Myanmar berada dibawah kepemimpinan diktator militer, seraya menghimbau dunia internasional agar segera memulihkan kembali demokrasi.

Sikap Suu Kyi dan Min Aing Hlaing sama saja? Jenderal Hlaing dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggungjawab atas pembantaian Muslim Rohingya pada tahun 2017.

Ada sekitar 740.000 Muslim Rohingya yang kabur dari negara bagian Rakhine ke Bangladesh dikarenakan Rohingya dikejar-kejar milter dan genosida pada suatu operasi militer tahun 2017 lalu.

Saat itu sang "Wanita Besi" adalah pemimpin de facto yang membela militer di Mahkamah Kriminal Internasional pada tahun 2019.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline