Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Sebelum Memberikan Pijatan Mereka Berdoa Dulu

Diperbarui: 19 Oktober 2017   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: sangpetualangansejati - WordPress.com

Perjalanan menikmati keindahan panorama Thailand kurang berkesan apabila kita tak meresapi laku spiritual penduduk lokal. Pancaran spiritual itu menghidupkan keramahtamahan yang menyenangkan. Getaran positif ini kemudian menulari para turis dan membuat seluruh dunia ingin mengenal lebih dekat tradisi Negeri Seribu Pagoda.

Selayaknya saudara jauh, orang-orang di Thailand akan tersenyum menyambut kedatangan wisatawan. Dengan senyum ketulusan, mereka akan membantu agar kegiatan berlibur turis menjadi menyenangkan. Keramahtamahan ini menjadi karakter budaya Thailand, yang kemudian dijual sebagai jargon pariwisata. 

"Pada dasarnya orang Thai memang suka senyum. Mereka selalu senyum untuk segala hal, bukan hanya bertemu turis atau orang yang mereka temui. Selain itu, selalu menebarkan senyum juga ajaran Buddha," kata Busakorn Prommanot, Direktur TAT (Tourism Authority of Thailand) Jakarta.

Menurut Busakorn, ajaran Buddha sangat memengaruhi laku kehidupan masyarakat Thailand. Dalam ajaran Buddha, membantu orang bisa mendapat pahala. Selagi melaksanakan tugas, melayani tamu, mereka yang bekerja di industri pariwisata juga melakukan ibadah. Mereka bergerak mengikuti ajaran Buddha, membantu orang lain agar keseimbangan dan kebahagiaan di dunia selalu tercipta. Keinginan mempersembahkan kebaikan untuk para dewa juga yang membuat setiap pelayanan pariwisata di Thailand terasa begitu tulus.

Bisnis spa, misalnya. Sebelum memberikan pijatan, mereka berdoa dulu. Pancaran spiritualisme itu yang membuat massage Thailand terasa istimewa, bahkan mampu menyembuhkan sejumlah penyakit.

"Mereka yang bekerja di industri spa tak sekedar mencari keuntungan. Tetapi punya tujuan untuk menyembuhkan, minimal membuat orang lain senang. Nilai tersebut merupakan intisari dari ajaran Buddha," kata Busakorn.

Keinginan membahagiakan orang lain juga dilakukan agar terjadi keseimbangan semesta. Karena itu, orang Thailand tidak segan membantu. Maka jangan heran apabila melihat penduduk lokal tengah membantu turis, entah itu sekedar memberikan petunjuk jalan atau mengantar turis sampai menemukan bus atau stasiun terdekat.

Sikap menolong tanpa pamrih ini menyebarkan aura keramahtamahan yang menenangkan. Kekhawatiran tinggal di negeri asing seorang diri pun hilang. Perasaan ini yang membuat para turis betah berlama-lama di Thailand.

Pancaran spiritualisme yang diajarkan Buddha juga menghidupkan nilai ketenangan. Mereka menyebutnya, Mai pen rai. Dalam budaya Thailand,  Mai pen rai mengandung banyak lapisan makna. Pada intinya, istilah ini mengajarkan agar orang Thailand percaya bahwa semua masalah akan ada jalan keluar.

Di sisi lain, mereka diajarkan untuk selalu menyebarkan kebaikan dan pantang membuat orang lain bersedih. Nilai tersebut yang membuat orang Thailand murah senyum. Setidaknya, senyuman meyakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline