Hinggapun kini; entah
Kupingku masih terngiang-ngiang
Kebisingan suara tawa dan candanya
Dari letupan gemuruh nyanyian kemenangan
Guratan tanya menggeruduk batin
Benar dan salah masih tak kumengerti
Hanya bisa memandang tatapan kosong
Mengelus dada dalam resah yang mengurung
Aku hanya bisa berharap
Satu di antara dua bisalah bijak
Sebagai pengabdi yang mengayomi