Lihat ke Halaman Asli

Kisah Wayang dan Kisah Para Presiden Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini sebenarnya hanya timbul dari buah keisengan dari penulis, jadi nanti para pembaca dimohon jangan marah, mangkel atau menggrundel apabila ada pernyataan dari penulis yang dirasa kurang tepat menurut hemat para pembaca.

Tulisan ini hanya sekedar hasil gotak-gatik-gatuk, sesuatu yang mungkin tidak pas atau kurang tepat tapi berusaha ditepat-tepatkan, jadi sekali lagi jangan dimasukkan kedalam hati.

Penulis bukanlah seorang dalang dan bukan pula pakar pewayangan, penulis hanyalah sekedar penikmat dan penggemar cerita wayang. Bila nanti ada kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran cerita dan tokoh dari wayang mohon kiranya dimaafkan.

Menurut hemat penulis ada sedikit kemiripan antara kisah para presiden Republik Indonesia dengan beberapa kisah-kisah dalam pewayangan. Dan untuk menyingkat kata dan kalimat berikut ini akan penulis uraikan satu persatu, mulai presiden pertama Republik Indonesia.

1.Kisah presiden Soekarno.

Menurut analisa atau lebih tepatnya penerawangan penulis kisah perjalanan presiden Soekarno sedikit mirip dengan kisah wayang Laire Wisanggeni. Soekarno ketika menjadi presiden RI berusia 44 tahun, termasuk umur yang sangat muda untuk ukuran seorang presiden yang memimpin sebuah negara besar seperti Indonesia ini. Beliau muda, cerdas dan pemberani mirip seperti tokoh wayang Wisanggeni yang juga digambarkan sebagai seorang bocah yang cerdas, sakti dan pemberani.

Kelahiran Wisanggeni sesungguhnya sangat tidak diharapkan oleh para dewa-dewa penghuni Kahyangan, oleh karena itu sejak orok bayi Wisanggeni dirampas dari ibu kandungya (Dewi Destanala) lalu dibuang ke dalam kawah Candradimuka supaya mati tanpa bekas. (Kalo jaman sekarang mungkin akan dimasukan ke dalam selokan, tong sampah atau tempat pembuangan akhir).

Dan celakanya si orok Wisanggeni ini ternyata tidak mati malah sebaliknya menjelma menjadi seorang bocah yang sakti Mandraguna. Kemudian dengan gagah berani muncul dan mengobrak-abrik status quo dewa-dewa penghuni Kahyangan.

Demikian halnya dengan kelahiran (kemerdekaan) Indonesia yang juga berusaha dihalang-halangi oleh kekuatan-kekuatan asing yang pernah menjajah Indonesia yakni Belanda dan Jepang. Namun nyatanya Indonesia muda yang dipimpin oleh seorang presiden yang juga masih muda, berani melawan dengan gagah berani terhadap kekuatan-kekuatan asing tersebut.

Tiga bulan setelah lahir (merdeka) Indonesia sudah berani mengusir dan membuat kocar-kacir pasukan sekutu yang mendarat di Surabaya. Kemudian pada tahun 1948, agresi militer Belanda berhasil dikalahkan melaui strategi perang gerilya. Tahun 1955, Indonesia mampu menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika, yang bertujuan menggalang kekuatan negara-negara dunia ketiga sebagai poros penyeimbang negara-negara Blok Barat dan Blok Timur. Tahun 1961 s/d 1963, melalui Operasi Tri Kora yang heroik Papua Barat berhasil direbut dan Belandapun lari tunggang langgang.

Dewa-dewa dunia saat itu yakni Amerika Serikat dan Uni Sovyet dibikin takjub dan terkagum-kagum melihat sepak terjang Indonesia yang dipimpin oleh seorang presiden yang cerdas, visioner dan pemberani dalam diri Soekarno. Tak salah kiranya jika bung Karno benar-benar menjadi salah satu ikon pemimpin dunia pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline