Ada satu pertanyaan yang manarik, yang selalu muncul dalam setiap pendirian partai baru, karena biasanya partai baru belum memiliki konstituen yang fanatik, masih mencari ceruk pemilih yang pas dan loyal terhadap suatu partai.
Lalu yang menjadi pertanyaan besar kita adalah Bagaimana dengan partai Gema Bangsa, yang katanya partai ini tidak memiliki tokoh central yang mampu mempengaruhi publik secara umum, belum lagi pertanyaan mengenai siapa dibalik pendirian partai ini dalam Bahasa familiranya bohirnya siapa, tentu pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benak publik karena sebenarnya masyarakat juga ingin melihat secara mendalam kira kira partai ini akan sama atau justru memberikan alternative terhadap kebisingan yang dilakukan partai-partai yang sudah lama berkuasa.
Barangkali menjawabnya kita perlu berimajinasi ada satu daerah yang sudah kumuh, tidak terawat bahkan masyarakatnya pun acuh terhadap kehidupan sekitar, ditengah situasi ini ada sekelompok pemuda-pemudi datang, dengan penuh harapan dan empati terhadap kehidupan mereka. Apakah kita harus mengusirnya atau justru memberikan peluang kepada mereka? Pasti jawabannya adalah cukup bervariatif ada yang menentangnya dan mungkin ada pula yang diam-diam ingin memberikan kesempatan namun tidak menjadi dominan.
Saya teringat pesan orang tua kita dulu, kalau ada orang yang bertamu dan dia tidak memiliki niat jahat, maka berikanlah kesempatan kepada mereka untuk berkunjung kerumah kita barangkali ada keberkahan dalam setiap makanan dan minuman yang kita berikan, sesimpel itu ternyata pandangan orang tua kita dulu. Dia tidak berfikir bahwa rumahnya akan dibakar atau justru mungkin dia adalah prampok yang sedang menyamar, nyatanya kisah orang tua kita dulu lebih heroik dan membekas dalam benak kita.
Mungkin inilah yang perlu kita berikan terhadap partai baru, selama partai baru tersebut memiliki visi kemajuan dan peningkatan sumberdaya manusia dan alam kita kenapa tidak, justru kita harus mendukung menjadi bagian dalam kemajuan tersebut (mungkin kita juga perlu mengingat kisah Nabi Ibrahim dan Seekor Burung) keliatannya kisah yang sederhana tersebut memberikan arti yang luas dan memberikan kesempatan yang besar terhadap siapapun yang ingin berkontribusi untuk bangsa walaupun kecil.
Kita kembali kepada partanyaan awal kita, apa jenis mazhab politik Partai Gema Bangsa, setidaknya bila melihat beberapa statemen yang disampaikan Ahmad Rofiq Ketua Umum Partai Gema Bangsa dalam berbagai kesempatan ada tiga hal dasar : Partai ini miliki kita, Partai ini memiliki visi Kemandirian dan Partai ini memiliki kebijakan desentralisasi.
Partai ini milik bersama : yang menjadi modal utama partai ini lahir adalah karena lahir dari rakyat, jadi saham partai ini adalah kita semua yang menjadi bagian dari rakyat Indonesia, tidak memiliki owner tunggal melainkan milik bersama, apa artinya setiap anak bangsa diberikan ruang ekspresi yang besar dalam meningkatkan kapasitasnya, bila perlu jadikan Partai ini sebagai rumah kedua anak bangsa, didalamnya ada mahasiswa yang memiliki gagasan bagaimana membangun bangsa sehingga bertemunya gagasan-gagasan yang menarik dalam urusan negara, untuk pemuda partai ini akan menjadi suluh (Jawa:mantra) perjuangan yang diajarkan oleh Bung Tomo sehingga setiap jengkal yang kita injak akan menjadi perjuangan nyata, Bagi Genarasi Alfa, Generasi Z dan Milenial akan menjadi tempat ekosistem ekonomi yang menghasilkan cuan bin cuan. Dan Kemudian bagi orang terkuat dimuka bumi ini (emak-emak: mode senyum) Partai Gema Bangsa akan menjadi pusat peningkatan ekonomi keluarga yang terintegrasi dengan media sosial.
Visi Kemandirian : Tentu gagasan yang menarik dari pada partai ini adalah karena sejalan dengan ekspresi kebangsaan saat ini karena setiap unit terkecil dari desa sampai ke kota diajak bagaimana kita tidak bergantung terhadap sesuatu melaikan kita harus mampu naik kelas karena usaha kita sendiri, inilah sebanarnya cita-cita yang diperjuangan oleh founding father Republik Indonesia. Artinya partai ini sedang menggagas bagaimana kehidupan kita kedepan melalui kaki kita sendiri. tentu gagasan ini tidak bisa diterjemahkan secara impulsive (Halu) namun ada kenyataan empiris bahwa Pak tani yang bergantung dengan usaha sendiri akan lebih berwibawa ketimbang bergantung kepada orang lain.
Desentralisasi : Partai Gema Bangsa memaknai desentralisasi dengan pembangunan harus berawal dari daerah, dimana setiap masyarakat di daerah membangun sesuai porsi dan keunggulan masing-masing. Setiap orang terlibat satu persatu terhadap kehidupan dan kemajuan di daerahnya masing-masing, bahwa inilah sejatinya otonomi daerah membangun Desa dari bawah sehingga kewenangan besar yang diberikan pemerintah pusat kepada kepala Daerah tidak berlalu begitu melainkan ada kebijakan yang kontruktif dalam membangun kampung halamannya.
Setidaknya mazhab Partai Gema Bangsa, memiliki muatan yang sangat elegant dan kontrukstif dalam membawa misi kemandirian Bangsa, nampaknya tiga hal diatas cukup memberikan jawaban bimbang yang selama ini muncul dalam benak masyarakat Indonesia. Bila dilihat dari gelagatnya partai ini akan memberikan angin segar jika dapat di eksekusi dengan baik oleh segenap kader Partai Gema Bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI