Lihat ke Halaman Asli

Royke Burhan

Dokter, Goweser

Cordyceps, antara Sains dan Fiksi

Diperbarui: 16 Maret 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber: https://dx.doi.org/10.3390%2Fmolecules25122735

The Last of Us, sebuah mini seri HBO yang sangat populer saat ini terutama di Indonesia karena, paling tidak ada 2 hal, yaitu pertama: infeksi jamur cordyceps dikisahkan mulai merebak di Indonesia, dan kedua: adanya bintang tenar Christine Hakim yang berperan di episode ke-2.

Bagi komunitas complementary and alternative medicine diseluruh dunia, film ini terasa sangat menggelitik karena kenyataannya cordyceps adalah jamur yang sangat terkenal dan memiliki banyak khasiat yang baik bagi kesehatan manusia, jadi bertolak belakang dengan yang digambarkan oleh film tersebut.

Sebenarnya, benarkah cordyceps bisa menginfeksi dan mengendalikan pikiran?

Pertanyaan ini layak untuk diajukan karena sepanjang yang kita tahu, meskipun sebuah fiksi, namun film-film, apalagi yang diproduksi oleh produser dan sutradara terkenal Hollywood, dan yang ditayangkan oleh saluran streaming sekelas HBO selalu memiliki dasar ilmiah.

Ophiocordyceps unilateralis, dikenal juga sebagai zombie-ant fungus, ternyata memang bisa menginfeksi dan mengatur otak dari mahluk hidup yang menjadi inangnya. Jadi, inilah dasar ilmiah dari film tersebut. Namun, seperti penegasan dari Christine Hakim, yang berperan sebagai profesor dan pakar jamur, Ophiocordyceps tidak bisa hidup dan menginfeksi manusia. Disinilah kehebatan sang penulis cerita dan sutradara untuk mengembangkan kisah berdasarkan fakta bahwa memang cordyceps mampu menginfeksi semut dan serangga seperti laba-laba, mengeringkan semua nutrien dalam tubuh inangnya dan mengisinya dengan spora, memaksa inangnya tersebut untuk menuju ke tempat tinggi dan berdiam disana hingga spora-spora tersebut keluar dan menginfeksi semut dan serangga yang berdekatan.

Bryn Dentinger, profesor biologi di Utah University, dan kurator mikologi (ilmu jamur) menegaskan bahwa memang cordyceps telah sangat diketahui memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran, tentu saja pada semut dan serangga, namun bagaimana mekanisme kerjanya belum diketahui pasti meskipun ada beberapa teori telah dikemukakan. Yang paling penting ditekankan disini adalah bahwa cordyceps tidak dapat menginfeksi manusia.

Berkaitan dengan peran cordyceps dalam bidang kesehatan selama berabad-abad, sebuah tulisan Martin Popov, November 2020, sangat menarik untuk dipaparkan disini. 

Terdapat dua spesies cordyceps yaitu Cordyceps sinensis dan Cordyceps militaris yang paling tidak memiliki 3 manfaat kesehatan utama sehingga menjadi pilihan sejak jaman dulu.

  1. Dapat meningkatkan kemampuan fisik.

Cordyceps diketahui mampu meningkatkan molekul ATP (adenosine triphosphate) dalam tubuh yang bertanggung jawab mengantarkan energi ke otot. Penggunaan oksigen sangat penting saat kita melakukan olah raga untuk menghasilkan energi.

Ada 2 penelitian yang membuktikan terjadinya peningkatan volume oksigen (VO2), dibandingkan plasebo, ketika responden diberikan 3 gr cordyceps selama 6 minggu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline