Lihat ke Halaman Asli

Rumi Alfianor

Instagram: @abu_umarsyafiq

Pentingnya Salat Sunnah, Penyempurna Salat Wajib 5 Waktu di Yaumul Hisab

Diperbarui: 10 Februari 2024   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ust. H. Riza Rahman, Lc. ketika menyampaikan kajian islami di  di  Masjid Sentosa. (dokumen pribadi)

Ust. H. Riza Rahman, Lc. menekankan pentingnya melaksanakan salat, tidak hanya salat salat wajib yang lima waktu, namun juga salat-salat sunnah lainnya. Hal itu ia sampaikan ketika mengisi kajian islami di  Masjid Sentosa, di Jl. Cendrawasih, Belitung Selatan, Banjarmasin seusai melaksanakan salat magrib berjamaah, Jumat, (09/02/24) malam.

Salat sunnah, ungkap beliau, memiliki banyak keutamaan. Salah satunya menyempurnakan salat-salat wajib kita, "Jika dulu, 20 tahun yang lalu misalnya, kita bukan orang yang menyempurnakan salat-salat wajib, masih banyak yang tertinggal, maka untuk mengganti itu, yang terbaik menurut para ulama ialah dengan memperbanyak salat sunnah," ujar Ust. H. Riza Rahman, Lc.

Sebagai mana hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, "Yang paling pertama dihisab dari seorang hamba adalah sholat nya, jika dia menyempurnakannya maka akan dicatat sempurna. Namun jika dia tidak menyempurnakannya, Allah berkata kepada Malaikat-Nya, "Lihatlah, apakah kalian dapatkan pada diri hamba-Ku perbuatan-perbuatan sunnah yang menyempurnakan kewajibannya.' Kemudian setelah itu ditanya tentang zakatnya, kemudian amal ibadah lainnya akan diambil berdasarkan hal itu." (HR Abu Daud, 1/228, no 864, 866, Ibnu Majah, 1/458, no 1425, Ahmad, 4/65, 103, 5/377).

Selain itu, Ust. H. Riza Rahman, Lc. juga menukil sebuah kisah, seorang sahabat yang bernama Rabiah bin Kaab. Suatu saat, Rabiah bermalam di rumah Rasulullah SAW, ketika Rasulullah akan melaksanakan salat malam, Rabiah menghampiri beliau dengan membawa air wudhu.

Kemudian Nabi SAW berkata, "Mintalah sesuatu." Lalu Rabiah menjawab, "Aku ingin menemanimu di Surga." Rasulullah bertanya lagi, "Ada permintaan selain itu?" Rabiah mengatakan lagi, "Itu yang aku minta." Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, "Bantulah aku mewujudkan keinginanmu dengan memperbanyak sujud (sholat)."

Maka melalui kisah tersebut, ujar Ust. Riza Rahman, Lc. memperkuat alasan kita untuk lebih banyak melaksanakan salat-salat sunnah, di antara salat yang tidak terbatas dengan waktu dan keadaan, menurut beliau ialah salat sunnah mutlaq.

Salat sunnah mutlaq ialah salat sunnah yang dapat kita kerjakan tanpa memerlukan sebab, dan kapan pun bisa dilakukan, "Jumlah rakaatnya pun tidak terbatas, setelah 2 rakaat dan salam, dia bangkit lagi, 2 rakaat lagi dia bangkit lagi, tidak terbatas. Terkecuali di waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan shalat, yakni Waktu setelah shalat Subuh sampai terbit matahari, Waktu matahari tepat di atas kepala sampai waktu shalat Dzuhur, Waktu setelah shalat Ashar sampai terbenamnya matahari," ujar beliau.

Namun, larangan waktu salat multaq tersebut tidak berlaku, kapan? Yakni ketika dirinya melakukan salat multaq di Masjidil Haram. Hal tersebut sesuai hadits berikut; "Wahai Bani Abdi Manaf, jangan kalian melarang siapapun untuk thawaf di Baitullah ini, dan melaksanakan shalat di waktu kapanpun yang dia kehendaki siang maupun malam." (HR. Nasai 592, Turmudzi 877, dan dishahihkan al-Albani). Bahkan, satu kali melaksanakan salat di Masjidil Haram, diganjar pahala seperti 100.000 kali melaksanakan salat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline