Lihat ke Halaman Asli

Roikhatun Nurul Janah

Mahasiswa/Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Gagalnya Manajemen Waktu

Diperbarui: 30 November 2022   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Roikhatun Nurul Janah Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung Semarang 

Managemen waktu saja tidak cukup, kita memerlukan...

Pernah gak sih punya rencana mau ngerjain sesuatu yang penting, tapi gak jadi. Padahal sudah dijadwalin?

Misalnya, kita punya proyek sampingan (entah bisnis, nulis buku, ngeblog, ngonten, atau yang lain). Udah Jadwalin setelah kerjaan rutin kita beres.

Tapi apa daya, setelah kerjaan rutin kita beres. Energi kita udah habis, otak susah diajak berfikir, badan pun pinginnya rebahan.

Akhirnya apa? kita memilih bersantai sejenak, scroll tiktok, nonton YouTube, nobar drakor, stalking doi, dan lain sebagainya.

Tapi, apakah setelah scrolling kita kembali berenergi? tentu saja tidak. Apa kita jadi lebih fokus? tidak juga. Otak kita makin capek dan lelah.

Bahkan, niat scrolling yang mungkin sebentar...

eh malah kebablasan. Dari niatnya 3 menit menjadi 3 jam, hehe...

Dari sini kita sadar, Manajemen waktu saja tidaklah cukup. Kita juga perlu manajemen energi dan atensi.

Sehingga kita tahu bagaimana cara mencocokkan jadwal dengan level energi dan atensi kita. Kita tahu, kapan waktunya kreasi, dan kapan waktunya re-kreasi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline