Lihat ke Halaman Asli

Rohati Sukma Sajati

Lahir di Brebes pada 09 April 2000

Mengenal Produk Lokal "Kerajinan Anyaman Tampah"

Diperbarui: 9 Oktober 2020   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di desaku ada beberapa pengrajin anyaman bambu, mereka semua dari kalangan orang tua , mereka membuat anyaman seperti; kipas bambu, geribig bambu, tampah, topi sawah, wakul dan masih ada beberapa kerajinan bambu yang dibuat. 

Mereka dengan ulet dan tekun dalam mengayam iratan bambu menjadi kerajinan yang bermanfaat bagi banyak orang. Tak banyak orang yang bisa membuat anyaman seperti mereka karena memang butuh latihan dan keterampilan serta membutuhkan proses waktu yang lumayan lama hingga menjadi kerajinan yang bermanfaat. Disini saya akan berbagi sedikit cerita mengenai kerajinan tampah.

Penyebutan nama Tampah dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa keseharian tiap daerah berbeda, misalnya  dalam bahasa Sunda di desaku tampah sering disebut dengan sebutan " Nyiru" .

Tampah merupakan peralatan multifungsi yang biasa dimanfaatkan oleh semua kalangan terutama dikalangan ibu rumah tangga dan pedagang jajanan tradisional. Bukan hanya itu saja, tampah biasa digunakan sebagai wadah atau tempat untuk menaruh sayuran agar sayuran tidak busuk pada saat akan di olah.

Selain itu tampah juga biasa digunakan untuk menjemur sesuatu seperti menjemur adonan rengginang , opak dan ikan asin. Kemudian kalau kita pergi ke pasar tradisional pasti menemukan pedagang yang menggunakan tampah sebagai tempat untuk menjajakan berbagai jajanan yang di jualnya seperti, jajanan kue cetil, gethuk, orog-orog, gadungan, blendung, dll. 

Selain itu tampah juga bisa digunakan sebagai alat alternatif untuk membawa hidangan jajan diacara hajatan, terutama pas acara besanan jika nampan yang tersedia kurang mencukupi, kenapa memilih tampah?,  karena ukuran bentuknya yang lebih besar dari nampan sehingga bisa memuat banyak hidangan. Tampah juga sering digunakan oleh kamu ibu rumah tangga sebagai alat untuk membersihkan beras dari kotoran seperti kutu beras, bangsal padi dan batu kecil agar beras bersih pada saat dimasak, kegiatan tersebut dalam bahasa Sunda disebut " napi beas " .

Pengrajin tampah saat ini sudah mulai hilang dikarenakan bnyak produk tampah yang terbuat dari plastik yang mungkin lebih praktis dan banyak di jual di pasaran.

Dimasa pandemi ini banyak karyawan yang terkena PHK sehingga pengangguran dimana-mana sedangkan manusia adalah makhluk hidup yang butuh makan dan keperluan lainnya guna mempertahankan hidup, jika mereka tidak bekerja maka tidak ada pemasukan dana tetapi pengeluaran akan tetap ada. 

Namun jika kita mengandalkan pekerjaan dari luar maka akan sulit apalagi dimasa pandemi virus Corona ini,  Lantas bagaimana kita sebagai manusia untuk mempertahankan hidup?

Apalagi kita akan memasuki revolusi industri 4.0 dimana kebanyakan pekerjaan akan di kerjakan menggunakan tenaga robot yang mungkin akan bekerja lebih cepat  dari manusia.

Maka dari itu alangkah baiknya jika kita membuat inovasi atau pun punya keterampilan lebih untuk menciptakan sesuatu, misalkan, membuat anyaman tampah , meskipun sekarang sudah banyak sekali tampah plastik yang di produksi oleh pabrik, akan tetapi tidak sedikit juga orang  orang yang lebih suka menggunakan produk lokal seperti anyaman tampah bambu , selain itu dengan kita menyukai produk lokal maka akan lebih baik dan bisa mengangkat perekonomian masyarakat di Indonesia, dan bisa mencerminkan rasa cinta terhadap produk lokal sekaligus memelihara kelestariannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline