Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Pentingnya Pengendalian Hama Tikus secara Terpadu

Diperbarui: 3 Maret 2018   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kompas TV, Jumat siang, 2 Maret 2018, menyiarkan berita tentang serangan hama tikus yang merajalela pada lahan padi sawah di Pulau Jawa. Berita ini  menambah data fakta bahwa pada musim tanam tahun ini telah terjadi serangan hama tikus hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di pulau Sumba sendiri, pada musim tanam pertama tahun ini (2017/2018), juga terjadi serangan hama tikus pada lahan padi dan jagung masyarakat tani.

Serangan hama tikus tersebut terjadi karena eksplosi (ledakan) populasi tikus yang tidak terkendali. Mengapa terjadi eksplosi tikus? Alasannya tidak lain karena ekologi (lingkungan hidup) atau ekosistem bumi/alam kita Indonesia, termasuk Sumba, tidak seimbang lagi dan bahkan cenderung ke arah krisis atau rusak.

Eksplosi tikus tersebut adalah fakta nyata bahwa hewan pemangsa tikus, yang dikenal dengan istilah predator, telah berada pada kondisi populasi yang rendah dan bahkan langka. Seperti ular dan burung hantu, sebagai predator tikus, makin sulit ditemukan.

Kelangkaan predator tikus tersebut disebabkan oleh perilaku buruk masyarakat kita sendiri juga. Mereka gemar/iseng memburu dan membunuh ular dan burung, termasuk burung hantu dan elang. Mereka juga suka merusak lingkungan, misalnya menjarah, membabat dan membakar padang dan hutan, sehingga hewan-hewan penghuni hutan, termasuk ular, burung elang dan hantu, jika tidak hangus terbakar, ya tentu melakukan migrasi ke tempat lain untuk mencari habitat baru.

Dampak yang Merugikan

Serangan hama tikus yang terjadi, jelas mempunyai dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat tani. Lahan sawah dan kebun/ladang mereka bisa mengalami gagal tanam atau gagal produksi/panen. Minimal jumlah produksi yang dihasilkan dari sawah dan ladang mereka bisa menurun secara drastis.

Dampak ikutannya, dilihat dari sisi ekonomi karena padi dan jagung sebagai komoditi perdagangan, jelas terjadi kehilangan atau kekurangan sumber perdapatan bagi masyarakat tani. Disamping itu dilihat dari sisi ketahanan pangan, kemungkinan terjadinya bencana pangan, rawan atau sekurang-kurangnya krisis bahan makanan, sulit dihindari. Pada gilirannya akan memunculkan pula terjadinya potensi resiko krisis kesejahteraan, terutama kesehatan masyarakat tani, seperti busung lapar dan kurang gizi.

Upaya Pengendalian

Mencermati dampak resiko yang merugikan akibat eksplosi serangan hama tikus, maka sangat penting untuk memperhatikan dan melakukan pengendalian terhadap hama tikus. Upaya-upaya pengendalian yang dilakukan terhadap serangan hama tikus sedapat mungkin harus terpadu, meliputi sedikitnya lima metode atau pendekatan.

Metode mekanis, meliputi pendekatan antisipatif dan kuratif. Sebagai tindakan antisipatif untuk meminimalisir berkembangbiaknya tikus, maka perlu dilakukan sanitasi habitat pada area lingkungan lahan sawah dan ladang dengan membersihkan gulma dan semak-semak, supaya tikus tidak mempunyai kesempatan untuk membuat sarang. Sedangkan sebagai tindakan kuratif, pada saat sedang terjadi eksplosi serangan hama tikus, perlu melakukan gerakan massal penangkapan dan berburu tikus dengan anjing dan membongkar lubang-lubang tempat bersarangnya. Disamping itu, bisa juga dengan pemasangan perangkap-perangkap tikus, baik yang modern maupun tradisional. Juga bisa melakukan pemasangan bentangan plastik atau kelambu sebagai jebakan untuk tikus.

Metode budidaya atau bercocok tanam, yaitu melakukan penanaman dan panen serentak dalam satu wilayah hamparan sawah dan ladang.Metode ini bertujuan untuk membatasi dan bahkan menghentikan masa tersedianya sumber makanan generatif yang dibutuhkan oleh tikus untuk berkembangbiak. Dengan metode ini perkembangbiakan tikus akan berhenti atau tidak berlangsung secara terus-menerus. Metode ini efektif dan efisien sebagai tindakan antisipatif di daerah pertanian tanaman pangan yang endemis tikus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline