Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Kisah Inspiratif Dua Kompasianer di Acara Titik Balik

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1380361483708080438

[caption id="attachment_269057" align="aligncenter" width="442" caption="Saat acara Titik Balik berlangsung. Dari ki-ka: Nurul, Vema, Aulia, Okky, dan Khalik (www.kompasiana.com/roelly87)"] [/caption] Titik Balik. Ibarat pengalaman seseorang ketika sedang berada di jalan buntu untuk mencoba mencari jalan keluar. Mungkin, tidak sepenuhnya dapat berhasil. Tapi, sebagaimana seorang manusia, tentu telah berusaha semaksimal mungkin yang dinamakan sebagai proses. Mengenai hasilnya, akan terlihat di kemudian hari. Itu merupakan kalimat yang saya dengar saat menghadiri Kompasiana Nangkring dengan tema Berbagi Kisah Titik Balik bareng Kompasianer di Kafe Pisa Mahakam, Jakarta Selatan, Sabtu siang (28/9). Acara yang terselenggara berkat kerjasama Kompasiana dengan Manulife Insurance Indonesia ini menghadirkan empat narasumber. Dua di antaranya Kompasianer -julukan blogger Kompasiana - wanita yang sangat populer: Aulia Gurdi dan Lovema Syafei. Sementara pembicara lainnya menghadirkan pasangan suami istri Abdul Khalik yang merupakan jurnalis senior Harian Jakarta Globe serta  novelis Okky Madasari. Acara tersebut juga dimoderasi salah satu admin, Nurulloh, dan dibuka jurnalis senior Harian Kompas sekaligus penggagas Kompasiana, Pepih Nugraha.

*     *     *

Saat datang ke acara Kompasianer Nangkring, sebenarnya saya masih dalam keadaan mengantuk lantaran semalam belum tidur karena masih mengerjakan sesuatu. Tapi, ketika menginjakkan kaki ke kafe bernuansa Italia itu, rasa kantuk tersebut sedikit reda. Penyebabnya apalagi kalau bukan bisa bertemu kembali dengan puluhan Kompasianer. Maklum terakhir kali saya ikut acara seperti kopi darat (kopdar) itu sudah lumayan lama, tepatnya saat menghadiri Asean Blogger, 20 April lalu. Terlebih ketika mendengarkan penuturan dari dua Kompasianer yang mampu membuat membuat saya merinding hingga rasa kantuk lenyap seketika. Ya, Bu Aulia -panggilan saya terhadap Aulai Gurdi- narasumber pertama, mengisahkan suka dan duka dalam merawat putra bungsunya, Abdan Faiz Alwan yang divonis lumpuh hingga menderita autis sejak kecil. Kecuali hati orang yang mendengarnya terbuat dari baja, mungkin tidak akan merasa terenyuh saat menyimak cerita dari wanita berusia 40 tahun tersebut. Bagaimana tidak, gara-gara persoalan sepele akibat kenakalan Faiz yang belum mengerti apa-apa, Bu Aulia sampai diludahi orang! Namun, Kompasianer yang mengidolai aktris Lulu Tobing itu tetap tabah menerimanya. Bu Aulia sama sekali tidak marah terhadap orang tersebut, karena menyadari kekurangan pada putra kesayangannya. Justru, beliau malah menganggapnya sebagai ujian yang harus dilewati karena Faiz merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga dengan sepenuh hati. Termasuk ketika harus menyadari putra bungsunya itu terseret arus ciliwung yang deras. Mendengar cerita dari wanita yang murah senyum itu membuat seisi ruangan menjadi senyap. Sayup-sayup saya mendengar ada kawan Kompasianer yang menyeletuk, "kalo saya jadi Mbak Aulia, udah saya tabok lagi tuh orang yang ngeludahin dan ga tahu diri."

*     *     *

Pembicara kedua adalah Lovema Syafei atau biasa saya panggil Bu Vema. Istri dari Kompasianer genius yang hobi menulis fiksi, Erri Subakti ini mengisahkan masa lalunya -yang menurut saya- kelam: menjadi pecandu narkoba. Bayangkan, sejak usia muda, Bu Vema sudah tergoda oleh benda haram seperti narkoba. Padahal, saat itu beliau tidak berada di Indonesia, melainkan semasa kuliah di Australia yang jauh dari keluarga. "Yah, awalnya saya bergaul dengan zat haram itu karena dikasih teman. Sekali, dua kali, tiga kali gratis, tapi selanjutnya harus bayar dan membuat hidup saya terjerumus hingga menjadi kurir narkoba," tutur Bu Vema menjelaskan. Sampai suatu hari Ibu dari tiga putri bernama Elleta, Elleana, dan Edelweiss ini mendapat hidayah. Saat itu, dengan mata kepalanya sendiri, Bu Vema menyaksikan kematian sahabatnya akibat over dosis. Itu menjadi titik balik beliau berhenti jadi pecandu dan berhijab untuk memulai hidup kembali. Berkat sang suami dan dukungan keluarga lainnya, akhirnya wanita yang bergabung di Kompasiana sejak 28 Desember 2010 itu bisa benar-benar lepas dari jerat narkoba. Dua jempol saya acungi untuk beliau yang dengan lugas menceritakan masa lalunya agar menjadi pelajaran bagi sesama, khususnya keluarganya sendiri. Itu terlihat dari apresiasi puluhan Kompasianer yang menyaksikan cerita beliau dengan sungguh-sungguh. Narasumber selanjutnya berasal, pasangan suami istri (Abdul Halik-Okky Madasari) yang sama-sama seorang penulis tapi berbeda jalur. Keduanya turut memberi motivasi mengenai titik balik kepada puluhan Kompasianer berdasarkan latar belakangnya. Termasuk kiat-kiat menulis kisah pribadi yang dimasukkan dalam fiksi. Di sisi lain, sebelum acara berlangsung selesai, mc yang bertugas  memberi kabar mengejutkan. Ternyata, saat itu ada kawan Kompasianer yang kehilangan tas beserta isinya yang -kemungkinan- dicuri. Semoga saja ada kawan Kompasianer lainnya yang menemukan dan mengembalikan tas tersebut kepada pemilik aslinya. Semoga.

*     *     *

[caption id="attachment_269058" align="aligncenter" width="430" caption="Suasana puluhan Kompasianer di Kafe Pisa Mahakam"]

13803616061722940256

[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_269059" align="aligncenter" width="430" caption="Foto bersama Kompasianer, Narasumber, Admin, hingga MC"]

13803616781358033448

[/caption]

*     *     *

Foto-foto koleksi pribadi (www.kompasiana.com/roelly87) - Kemayoran, 28 September 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline