Lihat ke Halaman Asli

Robi WiliamSupendi

buruh harian lepas

Jadi Oposisi, PKS Jaga Demokrasi Tetap Sehat

Diperbarui: 1 Agustus 2019   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbeda dengan partai-partai pendukung Prabowo-Sandi lainnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepertinya tak diajak untuk bergabung ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

PKS akan menjadi oposisi sendirian. Sementara Gerindra, PAN dan Demokrat kemungkinan besar akan bergabung ke dalam pemerintahan.

Hal ini dibenarkan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. Ia memprediksi bahwa partainya akan tetap menjadi oposisi.

Artinya PKS tidak akan memutuskan untuk bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Pernyataan Hidayat tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Presiden PKS, Sohibul Iman. Menurutnya, mengambil posisi oposisi bukanlah melanggar konstitusi.

PDI Perjuangan dulu juga pernah menjadi oposisi selama pemerintahan Presiden SBY. Bahkan zaman itu, PDI Perjuangan berkoalisi dengan Gerindra sebagai oposisi.

PKS pada dasarnya sangat menghormati posisi masing-masing partai. Manuver Gerindra, PAN, dan Demokrat merupakan hak masing-masing.

Namun bagi PKS menjadi oposisi lebih bermartabat. Bagaimanapun, menjadi oposisi itu tidak masalah selama dilakukan dengan konstruktif dan tidak merusak tatanan yang ada.

Selain itu, parpol yang menjadi oposisi juga dapat berperan dalam menjalankan fungsi pengawasan atau check and balance.

Oleh karena itu, publik harusnya berterimakasih kepada PKS karena ada partai yang mau mengambil sikap sebagai oposisi.

Dengan demikian, demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan sehat. Memang akan lebih baik PKS menjadi oposisi saja.

Setuju?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline