Lihat ke Halaman Asli

Penemuan Ilmuwan Menakutkan: 99% Nenek Moyang Manusia Sudah Mati

Diperbarui: 10 Oktober 2023   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Tengkorak Jaman Purba Sumber/Ilustrasi:road.co.id

Penelitian baru melaporkan kepunahan 99% nenek moyang manusia, dan berdasarkan hal tersebut, manusia mungkin telah berada di ambang kepunahan jutaan tahun yang lalu.


Jalur pasti evolusi manusia masih belum jelas, namun sebuah makalah baru membuka jalur yang belum dipetakan bagi para peneliti. Berdasarkan penemuan baru ini, nampaknya nenek moyang manusia berada di ambang kepunahan setelah populasi purba menurun.

Bukti menunjukkan bahwa manusia modern berevolusi dalam 200.000 tahun terakhir dan menyebar di Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu. Namun sebelumnya, ada kejadian yang mengejutkan para peneliti.

Kami masih tidak yakin dan memperdebatkan populasi leluhur mana yang mungkin memunculkan nenek moyang kami. Sekitar 600.000 tahun yang lalu, garis keturunan ini terpisah dari Neanderthal dan Denisovan, dan kedua garis keturunan ini bercampur dengan manusia modern setelah meninggalkan Afrika.

Kita telah selamat dari kepunahan massal!


Punahnya 99% nenek moyang manusia

Studi baru ini berpendapat bahwa ada peristiwa kompleks lainnya di masa lalu manusia; Suatu masa yang menyebabkan punahnya 99% nenek moyang manusia dan membawa populasi manusia di ambang kehancuran.

993.000 tahun yang lalu, manusia purba menghadapi krisis aneh akibat dimulainya semacam zaman es di bumi. Seiring dengan berkurangnya jumlah penduduk menjadi 1.280 jiwa, masyarakat manusia pada saat itu menghadapi ancaman yang besar dan hal ini menyebabkan punahnya 99% nenek moyang manusia. Sisanya melanjutkan umat manusia selama 117 ribu tahun.

Diperkirakan pada periode tersebut Neanderthal dan Denisovan hidup bersama. Alasan utama kepunahan manusia mungkin terkait dengan perubahan iklim, kekeringan jangka panjang, dan penurunan suhu permukaan laut.

Peneliti senior studi ini, bernama Yi Hsuan Pan, mengatakan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline