Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Agustian

Seorang santri

Sudahkah Kita Menggunakan Akal?

Diperbarui: 30 November 2021   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia adalah makhluk yang tercipta dengan banyak kelebihan yang dititipkan oleh Sang Maha Pencipta dari makhluk yang lain, hal yang membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang spesial adalah akal (rasio).

Dengan akal itulah manusia dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga muncullah hal-hal baru dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, pada era prasejarah manusia hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan tinggal di dalam gua, di bawah pohon, dan lain sebagainya. 

Sedangkan pada zaman modern manusia sudah tidak lagi tinggal secara nomaden (berpindah-pindah) atau tinggal di gua, manusia modern hidup dan tinggal menetap di rumah, apartemen, dan lain sebagainya. 

Hal di atas membuktikan bahwa akal sebagai alat pengembangan diri manusia, dari hal tersebut maka timbullah sebuah pertanyaan "apakah kita sudah menggunakan akal kita?",

"Bagaimana menggunakan akal?".

Di sini kita akan membahas tentang cara kerja akal manusia, akal adalah alat atau perangkat yang digunakan manusia untuk berpikir, berpikir adalah suatu rangkaian aktifitas akal budi ( rasio) manusia untuk mencapai kebenaran yang ril dan objektif. 

Dalam pikiran terdapat poin penting yang disebut dengan pola pikir, Pola pikir adalah sekumpulan keyakinan yang membentuk atau membangun cara berpikir memahami dunia dan dirimu sendiri.

Pola pikir manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu, pola pikir tetap ( fixed mindset) dan pola pikir berkembang ( growth mindset)

1. Pola pikir tetap ( fixed mindset)

Merupakan pola pikir yang meyakini bahwa akal, bakat, kecerdasan, kemampuan, dan karakter manusia, merupakan hal yang sudah ditetapkan dari lahir dan tidak dapat berkembang.

Pola pikir tetap ini akan berpikir jika ia tidak pandai dalam suatu hal, ia merasa tidak ada rasa kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Seperti halnya selalu menghindari tantangan baru, cepat menyerah, merasa terancam karena kesuksesan orang lain, selalu berpikir negatif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline