Lihat ke Halaman Asli

Cerpen| Kereta Api Pertamaku

Diperbarui: 14 Juli 2018   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dek, ikut mbak ya besok ke kampus" pintanya padaku

"kapan? besok pagi?" aku balik tanya

"Iya, jam 06.00 keretanya berangkat" jawabnya.

Tanpa berfikir panjang aku segera meminta ijin ke mama untuk berangkat besok pagi.

Jujur saja aku sendiri tidak pernah menaiki transportasi darat yang namanya kereta api itu, bayangan tentang kecelakaan kereta di TV mulai menguasai pikiranku. Benar-benar malam yang penuh dengan khayalan kereta, banyak pertanyaan yang bermunculan seperti "gimana kalo besok ternyata keretanya keluar dari rel"," gimana kalo keretanya terguling" dan banyak kata bagaimana lainnya. Segera saja ku tepis semua pertanyaan buruk serta bayangan yang tak berujung itu. Malam itu aku segera tidur dan pergi dari semua pikiranku.

Pukul 05.15 WIB aku sudah siap berangkat ke stasiun. Ternyata di waktu yang sepagi itu bahkan sinar mentaripun belum menyentuh bumi tempat tinggalku, sudah banyak orang berlalu lalang, orang yang siap berjuang mencari nafkah. Truk truk yang masih kosong juga sudah berangkat ke tujuannya masing-masing. Aku menikmati pemandangan menuju stasiun, melihat banyak orang yang pergi ke pasar dengan membawa barang dagangannya, lampu jalanan yang masih menyinari dan banyak hal lainnya.

Stasiun Bangil, 18 tahun lamanya aku berada di daerah ini tapi belum pernah sama sekali memasuki atau bahkan menginjakkan kaki disana. "jadi, seperti ini tempat yang namanya stasiun itu" ucapku dalam hati. "Dek, tempat duduk buat nunggunya penuh kita berdiri aja dulu ya" ucapnya. "iya gk papa mbak". Aku sibuk mengamati stasiun, pandanganku menyapu sudut-sudut ruangan. "ternyata banyak juga orang yang sudah menunggu sejak pagi dan bahkan lebih pagi dari ku" pikirku.

"Kereta jurusan surabaya akan segera tiba" speaker itu berbunyi, spontan saja orang-orang segera berbaris di depan petugas. "apa yang akan mereka lakukan?" tanyaku pada diri sendiri, aku mengamati aktivitas mereka dari tempat ku menunggu. "Segera siapkan KTP asli" petugas itu berteriak memberi instruksi. Aku masih mengamati antrean itu, para calon penumpang kereta itu segera memberikan tiket dan KTP mereka ke petugas untuk di check. Aku mulai mengerti alur untuk menaiki transportasi ini. "jadi seperti ini" gumamku. 

"Kereta jurusan Malang,Blitar" speaker itu berbunyi lagi. "Ayo dek, siapkan KTP nya" "Iya mbak". Kami segera berbaris antri untuk menyerahkan tiket dan KTP. Kereta mulai berdatangan satu persatu di jalurnya masing-masing, ada 3 jalur dan kereta yang akan membawaku berada di jalur 2. Saat kereta itu datang dan mendekat hati ku jadi dag dig dug, bagaimana tidak baru kali ini aku melihat kereta melintas di sebelahku dan berhenti tepat di depanku. Aku hanya mengekor di belakang dan mengikuti kemana mbakku melangkah, bodoh sekali aku umur sudah 18 tapi masih takut untuk naik kereta.

"Sini kamu dek, nomer 15B kan?" tunjuknya pada tempat yang kosong itu

"ah iya, mbak dimana?" tanyaku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline