Lihat ke Halaman Asli

Gegap Gempita 13 Tahun Kota Depok Mengaburkan 500 Tahun Sejarah Depok

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah Kota Madya sesuatu yang tepat untuk di jadikan umur suatu wilayah

Apakah penamaan Depok dapat disandingkan dengan penamaan Indonesia yang dicetuskan oleh seorang kebangsaan Jerman abad ke 20 untuk mengganti penyebutan Nusantara , tentu sangat berbeda.

Mengapa usia Jakarta 485 Tahun dan Bogor 530 Tahun sedangkan Depok hanya 13 tahun? Apa yang terjadi dengan daerah perlintasan ini yang menghubungkan Sunda Pedalaman dan Sunda Perairan.

Cicero

“Sesungguhnya Apabila kita hingga Dewasa

tidak mengetahui sejarah, kita sebenarnya masih anak-anak”

Apakah Kota Depok Berumur 13 tahun ? seperti spanduk-spanduk yang bertebaran di Margonda. Kota Depok sangatlah tua dan bersejarah, apakah Depok pada masa lalu layak disebut sebagai kota?, inilah pendapat saya, Depok sudah ada sejak lama, bahkan lebih tua dari Tarumanegara,

Wilayah Depok masuk kedalam kerajaan  Hindu Salakanegara, yang  nantinya berubah nama menjadi Taruma Negara,  dan pada suatu saat masuk kedalam Kerajaan Sunda ( Regno Cumda). Petilasan Parbu Siliwangi di Jl. Siliwangi Kota Depok, sangat memperlihatkan bahwa, Depok berasal dari kata pertapaan, Depok (yang artinya bersila) imbuhan dan akhiran Pe dan An Menjadikan Padepokan.

Kerajaan Cumda (Sunda) mempunyai 6 pelabuhan besar, pelabuhan terbesarnya adalah Sunda Kelapa, pada Abad ke 16, Islam telah masuk ke pesisir Jawa, Kerajaan Demak  dan Cirebon di pimpin oleh Sunan Gunung Jati yang tidak lain adalah cucu Prabu Siliwangi. Sunan Gunung Jati telah meminta berkali-kali kepada kakeknya Prabu Siliwangi untuk meninggalkan agama lama yaitu teravada (Hindu) untuk memeluk Islam. Keagamaan masyarakat sekitar Depok dapat di pastikan memeluk agama Hindu, hal ini terbukti dengan peninggalan Sindang Pancuran Mas dan Sumur Tujuh Beringin.

Taktik dari sunan Gunung Jati adalah untuk menaklukan kerajaan Sunda (benteng terakhir agama Hindu di Pulau Jawa) yaitu dengan menguasai pesisir, maka 1525 Banten di Taklukan pasukan dari Demak dan Cirebon. Pada 1527 mereka mulai menaklukan kerajaan sunda, yaitu merebut Sunda Kelapa dan merubah namanya menjadi Jayakarta (Kota kemenangan).

Pada 6 tahun setelah penaklukan Jakarta, 3 pasukan besar gabungan Cirebon, Banten dan Demak, berlatih keterampilan mental, fisik dan spiritual di wilayah yang disebut DEPOK. Dalam rangka penaklukan Sunda Pajajaran. Hal inilah yang nantinya sebagian pasukan 3 kerajaan ini menetap di wilayah depok dan menjadi suku BETAWI ORA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline