Lihat ke Halaman Asli

Rizki Dwi Ananda

Mahasiswa S1 Program Studi Agama-agama

Kuliah untuk Bekerja atau Agar Memudahkan Pekerjaan

Diperbarui: 7 Juni 2022   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita telah memasuki eranya millenial, dimana semakin kesini dunia semakin berubah. Yang dulunya tidak ada dan mungkin jika kita berpikir dimasa itupun pasti tidak kepikiran tentang secepat apa dunia berubah sekarang. 

Dalam 20 tahun terakhir terjadi distrubsi besar-besaran di berbagai aspek. Mulai dari gaya hidup, transportasi, hingga ke sektor pekerjaan sekalipun. 

Pekerjaan-pekerjaan yang mungkin familiar saat dulu, kini sudah banyak tergantikan oleh sistem yang lebih canggih, bahkan sebagian sampai sudah tidak lagi sekarang atau jika ada pun akan sulit ditemukan. Pekerjaan-pekerjaan yang bisa digantikan dengan mesin mulai mem-PHK satu-satu pegawainya. Bahkan di era millenial ini main game pun bisa menjadi pekerjaan profesional atau yang kita kenal dengan Esport. 

Jika kita mungkin berada antara 10-20 tahun kebelakang, siapa yang mengira bahwa dari bermain game pun bisa mendapatkan uang dan itu mempunyai dua sisi yang sangat menarik jika di bahas satu persatu. Karena pasti ada positifnya, tetapi juga ada negatifnya bagi generasi kita saat ini.

Berbicara tentang sekolah, maka jika ditanya pada setiap orang tentang mau jadi apa mereka nanti setelah lulus jawabannya pasti beragam. Ada yang memang memiliki tujuan sejak dia duduk di bangku sekolah untuk menjadi apa kedepannya tapi ada juga yang bahkan tidak memiliki rencana apapun setelah ia lulus sekolah. 

Orang-orang seperti ini cenderung akan menjawab mereka akan melanjutkan kuliah. Akan tetapi, yang uniknya adalah ketika ditanya ingin mengambil jurusan apa, mereka pun tidak tahu sampai ada yang ikut-ikutan teman saja, atau bahkan ada yang dipilihkan oleh orang tuanya. 

Tetapi terdapat perdebatan yang menarik tentang orang-orang yang memilih jurusan kuliah berdasarkan prospek kerjanya meskipun ia tidak terlalu meminati jurusan kuliah yang ia pilih, ada juga orang-orang yang memang memilih jurusan kuliah sesuai apa yang ia yakini disenanginya meskipun jika ditanya prospek jelasnya ia tidak tahu menjawab apa. 

Pada poin-poin tertentu orang-orang seperti ini memiliki alasannya masing-masing berdasarkan apa yang ia ketahui dan ia yakini kedepannya akan bagaimana.

Pembahasan kali ini akan memuat tentang kedua pendapat diatas. Tentang orang-orang yang melanjutkan kuliah dengan harapan setelah lulus nanti akan bekerja sesuai apa yang ia pelajari di mata kuliah meskipun ia tidak terlalu menjiwai apa yang ia pelajari selama kuliah tersebut, dengan orang-orang yang memang memilih untuk melanjutkan kuliah sesuai jurusan yang membuat ia tertarik jika di perdalam meskipun prospek kedepannya belum jelas.

Berdasarkan sumber yang saya peroleh dari orang-orang disekitar saya yang telah menyelasikan sarjananya, mereka pun lebih mengutamakan kita kuliah di jurusan yang kita senangi daripada harus berpikiran tentang prospek kerja kedepannya. 

Di satu sisi mereka mengakui bahwa kuliah yang dilakukan dalam keadaan terpaksa menjadikan mereka dengan sendirinya malas untuk menyelesaikan kuliahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline