Lihat ke Halaman Asli

Muhasabah

Diperbarui: 4 Mei 2019   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku mendengar kabar saudaraku yang usianya masih tergolong muda, harus mangkat menghadap tuhan karena penyakit angin duduk yang dideritanya. Ia harus meninggalkan kedua anaknya yang masih berumur kecil-kecil.

Ada kabar lain juga, seorang rekan organisasi dua orang mengalami hal yang sama, harus pulang ke rahmatullah. kabarnya menyedihkan karena mereka tertabrak truk pengangkut pasir yang lalai. 

Tentu menyedihkan kabar duka itu, dan menjadi penekanan bagi Allah untuk mengingatkan bahwa maut itu bisa menerka siapa saja dan kapan saja yang dikehendakiNya. Jadi jangan pernah lalai dan terbuai dengan tipu daya nafsu dunia.

Bagi orang yang baik dan sudah menabung banyak amal mungkin tak akan jadi masalah. Justru kematian adalah hal yang indah dan dinanti sebagaimana dahulu para sahabat nabi tidak sabar untuk pergi berperang guna memperoleh kemuliaan dunia atau kalau tidak bisa mati syahid dan mendapat surga. 

Namun celaka bagi yang masih berat timbangan dosanya. Seperti aku ini. Rasanya jika difikir kemudian dikalkulasi, diri ini rasanya masih berlumur salah dan dosa serta masih kurang layak untuk mendapat surganya.

Untuk itu perlu kiranya, bermuhasabah diri kemudian bergegas menebar manfaat. Menabung amal ibadah dan memberatkanya seberat mungkin.

Momentum ramadhan ini, rasanya sangat tepat untuk melakukan itu. Mengkhusu' kan ibadah, menebar sebanyak-banyaknya kemanfaatan bagi sesama. Semoga Allah meridhoi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline