Lihat ke Halaman Asli

Rivando Siahaan

Karyawan Swasta

Catatan Langit Biru

Diperbarui: 28 Maret 2017   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit biru di antara gumpalan awan
Tampak merah jingga memesona senja
 Begitu ingin mengakhiri catatan langit biru hari ini  
Penuh cerita anak manusia mengejar matahari 

Langit biru mencatat pagi
Mentari menyetarakan cahaya dan kehangatan
Langit biru mencatat siang
Kilau cahaya pantulan terik membara
Langit biru mencatat petang  
Pelipur lara para pekerja di bawah matahari
Langit biru tak dapat mencatat malam
Karena bintang dan bulan meninggi di cakrawala 

Terpenting Langit biru masih punya catatan
Menyatakan bumi masih berotasi  
Terpenting Langit biru masih punya catatan
Menyatakan Anak-anak Manusia masih bisa berlari
Terpenting Langit Biru masih punya catatan
Belum hilang ditelan pekat kegelapan malam

Inilah catatan langit biru
Biar dunia dan bumi tau kalau catatannya hilang
Hanya tinggal sisa-sisa kehidupan kelam
Tak mengenal pagi, siang dan petang
Bagaikan tulah ditakdirkan ke suatu bangsa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline