Lihat ke Halaman Asli

Risnu MRA

Penulis - Pembelajaran Sejati

Pandemi Covid-19: Sebuah Refleksi Mendalam tentang Kehidupan

Diperbarui: 21 Juli 2020   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia gempar dengan sebuah kejadian luar biasa yang mulai nampak di bulan Desember 2019. Semua diawali dengan munculnya sebuah virus mematikan di daerah Wuhan Tiongkok. Pneumonia Wuhan saat itu dikenalnya yang sekarang biasa disebut covid-19, corona virus disease 2019.

Sampai tanggal 21 Juli 2020 sekarang ini, di dunia kasus positif tercatat sudah menyentuh angka 14.8 juta jiwa. Angka ini tidak berhenti, setiap harinya akan terus bertambah dan terus bertambah.

Semua terdampak. Mulai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Dari mulai yang paling terbesar, sampai paling terkecil. Dari yang tua, dewasa, muda, anak, bayi, perempuan, laki-laki. Yang sehat maupun yang sakit. Tak pandang bulu sedikitpun.

Fenomena ini mengingatkan manusia, dengan tamparan yang sangat keras. Pengingat atas kerusakan, keserakahan, kesewenang-wenangan, kesombongan, kekejaman dan kebiadaban yang telah dan tengah dibuatnya.

Nyawa kini menjadi lebih dan lebih berharga lagi. Kesehatan dan kebersihan jadi ujung tombaknya. Dua hal yang mungkin dahulu sering diremehkan. Padahal sehat mahal harganya dan nyawa tiada tara.

Dari peristiwa ini, semua jadi jelas terpampang tanpa ada penutup dan halangan. Setiap manusia melihat dengan mata kepala, pikiran terbuka dan hati yang bersih tak ternoda. Seharusnya.

Fenomena ini juga mengajarkan bentuk kesyukuran yang mendalam. "Mengapa dulu aku tak melakukan ini dan itu ya? Sekarang jadi banyak dibatasi karena pandemi". Seperti biasa penyesalan selalu menyapa diakhirannya. Kalau datang di awal, bukan penyesalan namanya.

Kalau ada sindiran yang bisa diucapkan saat ini, "Hanya berwujud virus yang kecil saja, dunia jadi gempar, dan merubah segalanya". Lantas manusia masih mau memelihara kesombongannya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline