Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Mengenai "Mount Everest", Mardani yang Salah Bukan Prabowo

Diperbarui: 12 Oktober 2018   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Photo : tribunnews.com)

Ketika menjadi salah satu narasumber di Mata Najwa Trans7 (10/10/2018), presenter Najwa Shihab menanyakan kepada Mardani Ali Sera terkait rekam jejak pasangan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto sehingga beliau layak dipilih menjadi presiden Indonesia berikutnya.

Dengan semangat berapi-api, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera menjawab:

"Prabowo sudah membuktikan kualitasnya, 26 April 1997 ketika tidak ada seorang pun dari Asia Tenggara yang mampu menaklukkan Everest, Prabowo dan tim Kopassus-nya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia. Itu ciri khas kepemimpinan utama," jawab Mardani mantap.

Belakangan jawaban Mardani tersebut menuai kontroversi dan ramai dibahas di media berita daring dan menjadi bahan guyonan di media sosial.

Mardani membuat beberapa kesalahan fatal yang seharusnya tak diucapkannya sehingga tidak menjadi bahan olok-olokan warganet di jagat maya.

Yang pertama adalah terkait ucapannya: "... Prabowo dan tim Kopassus-nya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia. Itu ciri khas kepemimpinan utama"

Seperti tanggapan Arsul Sani: dalam konstestasi pemilihan presiden, Indonesia mencari pemimpin terbaik, bukan mencari pendaki gunung terbaik.

Sontak jawaban tersebut mengundang tepuk tangan pemirsa, bukan hanya di studio tetapi juga bagi mereka yang menyaksikan acara tersebut di rumah. 

"Mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia bersama tim Kopassus-nya", adalah sebuah prestasi luar biasa, tetapi jelas bukan "ciri khas kepemimpinan utama". Itu terlalu hiperbolik dan terlalu mengada-ada.

Tidak hanya oleh pendukung Jokowi, Prabowo pun akan mengakui bahwa pernyataan tersebut terlalu berlebihan dan kurang tepat dijadikan sebagai ciri khas kepemimpinan utama, apalagi untuk kontestasi pemilihan seorang Kepala Negara?

Seperti yang dikatakan Asrul Sani, Indonesia tidak sedang mencari pemimpin pendaki gunung terbaik tetapi sedang mencari pemimpin terbaik untuk memimpin Indonesia yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline