Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

[Nyanyian Tengah Malam] Untuk Putri Tunggalku

Diperbarui: 24 April 2018   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri Tunggalku (dok. pribadi)

Tadi malam aku memukul putriku satu-satunya di betisnya tidak hanya sekali,

Aku lepas kendali dan hampir saja aku mencelakainya

Darahku mendidih, mataku gelap dan ubun-ubunku panas

Kata-kataku pasti menyakiti hatinya yang lembut dan melukai perasaannya yang halus

Padahal aku begitu mencintainya lebih dari diriku sendiri jauh melebihi apapun

Aku ada untuk dia, dari dia lahir, sekarang dan untuk masa depannya aku tetap ada

Aku mengasihinya, menyayanginya, mencintainya, umma... umma...

Aku memanggilnya cinta, menyebutnya cayang, mengatakannya gadis, menyapanya boru, boyu dan apapun yang lebih indah dari itu

Aku menyesal, air mataku tumpah. Ketika dia tidur aku memandangi bekas pukulan di betisnya dan mengusapnya

Tidak ada hal serius sehingga aku memukulnya selain dari kebodohan yang memenuhi kepalaku

Aku menyesal dan tidak seharusnya melakukannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline