Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Peran Membuka Diri bagi SDM Kesehatan Aceh

Diperbarui: 11 November 2021   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perawat-perawat muda di Kampus Fakinah, Banda Aceh

Dua bulan terakhir gencar sosialisas lewat medis social dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terkait penyerbaran informasi pemberangkatan perawat Indonesia ke Jerman. Peluang ini merupakan peluang pertama yang pernah ada untuk perawat Indonesia ke Jerman.

Jerman adalah salah satu negara maju di Eropa yang membuka diri bagi petugas kesehatan Indonesia. Beberapa negara Eropa lain yang menyediakan juga lapangan kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di antaranya Belanda, Inggris dan Polandia.

Yang membedakan adalah, peluang ke Jerman kali ini merupakan program Government to Government (G to G). Program G to G ini banyak memberikan keuntungan bagi PMI dari berbagai sisi, baik itu legalitas, keamanan, social, hingga aspek ekonomi.

Jaminan aspek legal program ini amat jelas karena peyelenggaranya adalah Pemerintah Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Jerman melalui Memorandum of Understanding (MoU).

Dari segi keamanan juga tranparan, karena dengan adanya MoU akan terhindar dari kasus-kasus PMI yang terlantar hingga proses yang tidak jelas yang sangat merugikan kandidat. 

Dari sisi sosial, program seperti ini umumnya mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak, termasuk ikut sertanya peserta dari seluruh Indonesia melalui seleksi di mana memungkinkan adanya interaksi social antara professional satu dengan lainnya.

Sedangkan dari sisi finansial terlebih lagi sangat membantu. Program G to G ditujukan untuk membantu meningkatkan bukan hanya kesejahteraan rakyat Indonesia, namun juga meningkatkan kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pesertanya. Program G to G mendapatkan dukungan finansial yang jelas dari kedua negara, Indonesia dan negara tujuan.

Sayangnya, program seperti ini jarang terdengar oleh petugas kesehatan di Aceh. Petugas kesehatan di Aceh memperoleh informasi yang sangat minim terkait program serupa. Sangat disayangkan, hingga detik ini hanya 7 orang peserta dari Aceh yang mendaftar mengikuti program seleksinya. Tanggal 27 Oktober 2021 lalu telah diumumkan hasil seleksi tersebut.

Bukan lagi rahasia umum, terlepas dari potensi sumber daya alam dan manusia yang dimiliki Aceh, ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal, termasuk pemberdayaan petugas kesehatan Aceh agar bisa berkontribusi secara global. Bukan hanya di Jerman, akan tetapi di negera-negara lain, temasuk di sejumah negara Timur Tengah, Jepang, Mesir, Amerika Serikat serta Australia. Beberapa event peluang kerja nyaris tidak jalan.

Prosesnya mandeg sebatas pada forum sosialisasi dan promosi tanpa ada realisasinya. Tentunya ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi mengapa peluang kerja di manca negara ini kurang mendapatkan respon positif di Aceh. Di antaranya faktor budaya, dukungan keluarga, peran masyarakat dan pemerintah daerah serta  sistem pendidikan yang kurang mendukung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline