Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Memperdalam Praktik Keagamaan Islam dengan Studi Banding Ilmu Pengetahuan Tiap Zaman dari Veda

Diperbarui: 2 Agustus 2023   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al-Quran (iStock) dan Bhagavad Gita (Photo by Caesar Oleksy from Pexels)  

Saya baru saja mempelajari lembaran buku Simfony Moderasi Hindu Indonesia. Pada buku tersebut menjabarkan praktik ajaran agama yang paling utama pada 4 Zaman yakni:

  • Satyayuga, menekankan meditasi.
  • Tretayuga, menekankan upacara kurban suci.
  • Dwaparayuga, menekankan pemujaan arca.
  • Kaliyuga, menekankan pada mengucap nama suci Tuhan.

Dalam ajaran Islam sendiri 3 praktek pada zaman Tretayuga, Dwaparayuga dan Kaliyuga sudah dilaksanakan secara umum. Yang diantaranya:

  • Upacara kurban suci berupa pelaksanaan ibadah penyembelihan hewan kurban yang terpilih di Hari Raya Idul Adha.
  • Pemujaan arca, Umat Islam melaksanakan ibadah salat wajib 5 waktu menghadap kiblat (arah menuju Rumah Allah, Ka'bah) untuk menyembah Allah.
  • Mengucap nama suci Tuhan berupa berdzikir (istighfar, tahmid, tahlil, takbir, tasbih).

Fungsi dari praktik ibadah dalam umat islam diatas adalah:

Ibadah Kurban

Ibadah penyembelihan hewan kurban yang terpilih di Hari Raya Idul Adha merupakan kewajiban bagi umat muslim yang mampu (secara ekonomi di zaman ini) untuk mempersembahkan keikhlasan diri kepada Allah melepaskan kepemilikan sang diri yang amat dicintai, seperti yang digambarkan kisah penyembelihan anak kandung Nabi Ibrahim (yang kemudian Allah ganti dengan hewan kurban). 

Dan penyembelihan hewan kurban ini wajib masyarakat laksanakan rutin setiap tahunnya demi melatih keikhlasan diri makin terpatri dalam diri.

Ibadah Salat

Kewajiban Salat 5 waktu sendiri diterima saat peristiwa Isra Mikraj Baginda Rasul Muhammad atas kewajiban paling utama bagi muslim. Syahadat pertama diucapkan barulah salat menjadi kewajiban, sebagai landasan pokok melaksanakan ibadah salat. Inilah yang mendasari Salat adalah tiangnya agama (Islam).

Ibadah salat sebenar-benarnya akan dirasakan kebermanfaatannya saat hari umat manusia dibangkitkan (Hari Kiamat). Tubuh manusia yang saat ini (di zaman kaliyuga) rapuh dan lemah jika terkena benturan sangat keras atau penetrasi benda tajam, mudah terkena penyakit jika daya tahan tubuh menurun, dan kelemahan sebagainya. 

Namun saat hari kiamat (hari kebangkitan) kelak orang-orang yang teguh melaksanakan Ibadah Salat dengan benar dan tak pernah terputus, niscaya tubuhnya terbangkitkan potensinya sesuai apa yang ia sembah (Allah Yang Maha Kuasa), artinya potensi tubuh manusia akan bangkit sepenuhnya sesuai kualitas salatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline