Lihat ke Halaman Asli

Andriani

rindu situasi kembali normal

Mulai dari Kutinggalkan Kotamobagu

Diperbarui: 7 September 2021   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto: dokumentasi pribadi bersama ibu angkat dan kedua adikku)

Mulai dari kutinggalkan Kotamobagu

Dulu aku pernah berpikir tidak akan kembali ke kampung halamanku, sebuah dusun di kaki gunung Kelud yang terletak di kabupaten Kediri.

Pekerjaan, teman, komunitas, orangtua angkat, tempat berteduh walaupun hanya gubug kecil sudah aku miliki. Minus motor dan pasangan hidup hehe...

Sebenarnya ingin beli motor, tapi apa daya aku tak bisa naik motor dan tidak punya keberanian belajar naik motor. Mungkin juga karena selalu tersedia transportasi bentor (becak motor) sehingga aku enggan belajar motor. 

Cukup dengan biaya Rp. 5.000 bentor siap mengantar. kemanapun keperluanku. Tentu ini harga sekali jalan ya. Bentor disini unik, selain full musik juga dihiasi lampu-lampu yang menarik. Kalo bentor tidak menarik jangan harap disukai penumpang apalagi anak-anak remaja, tidak gaul katanya.

Semua ada di sini, di kota kecil namun begitu nyaman yaitu Kota Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara. Warganya ramah, kerukunan antar pemeluk agama sangat terjaga, pelayanan kantor-kantor pemerintahan juga cepat. 

Kalau mau belanja ada dua departemen store yang cukup lengkap dan selalu ramai pengunjung yaitu Abdi dan Paris. Namun kalo ada uang lebih ya belanja ke Manado karena lebih banyak pilihan disana. 

Jarak Kotamobagu-Manado kira-kira 3-4 jam menggunakan mobil. Aku sendiri juga jarang ke Manado, kecuali kalo ada urusan pekerjaan. Jadi untuk segala keperluan cukup tersedia di Kotamobagu.


Dua tahun lalu telah kutinggalkan Kotamobagu. Aku pulang ke kampung halamanku. Ah....rasanya ingin segera kembali kesana. Kota Kotamobagu aku selalu merindukanmu. 11 tahun terlalu banyak kenangan, terutama di SMA Katolik Theodorus Kotamobagu. Situasi yang memaksaku mengambil keputusan berat saat itu. 

Namun aku tetap bahagia sekarang. Malahan keputusan berat itu mengantarkanku berani belajar dan akhirnya bisa naik sepeda motor. Yey....aku bahagia sekali bisa naik sepeda motor. Bahkan aku berani naik motor tiap hari saat kerja di kota udang, Sidoarjo.

Dan keputusan itu pula yang memberi hadiah terindah dalam hidupku, yaitu bertemu pasangan hidup, belahan hati yang selama ini kucari. Hari ini tepat 2 tahun lalu aku bertemu jodohku dan sekarang telah menjadi suamiku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline