Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Jurnalisme dalam 3 Masa

Diperbarui: 25 September 2018   02:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia jurnalisme selalu berkembang. Jurnalisme masa lalu berkembang menjadi jurnalisme masa kini. Nantinya, jurnalisme masa kini akan berkembang menjadi jurnalisme masa depan.

Pada rangkuman yang ditulis oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), jurnalisme atau jurnalistik adalah segala kegiatan, menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah atau media berkala lain. PWI menanggapi era modern ini dengan memperbarui definisi tersebut. Jurnalisme pada era modern adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada khalayak melalui media cetak maupun elektronik (radio, televisi, dan film).

Perubahan definisi tersebut menandakan adanya perkembangan dalam dunia jurnalisme. Menurut Rachel Tan dkk, jurnalisme dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan.

1. Masa Lalu

Khalayak di masa lalu mengkonsumsi produk jurnalisme secara mentah-mentah. Khalayak menerima pesan media tanpa menyaring dan melakukan pengecekan kebenaran informasi tersebut. Hal ini membuat khalayak mudah terpengaruhi oleh propaganada yang dilakukan pemerintah atau media itu sendiri.

Fenomena tersebut termasuk dalam teori jarum suntik (hypodermic needle theory). Teori ini membahas khalayak yang langsung menerima pesan media karena adanya desakkan dan emosi.

Kegiatan jurnalisme di masa lalu melibatkan banyak tenaga kerja. Masing-masing individu dan tim memiliki tugas dan agenda masing-masing. Utnuk menyajikan berita ke hadapan khalayak, proses yang dilalui cukup panjang. Berita tersebut disebarkan melalui majalah, surat kabar, radio, dan televisi.

Terdapat dua bentuk dalam jurnalisme masa lalu. Bentuk-bentuk tersebut adalah jurnalisme investigasi (investigative journalism) dan jurnalisme kuning (yellow journalism).

Jurnalisme Investigasi: jurnalisme investigasi adalah bentuk jurnalisme yang dilakukan wartawan yang menyelidiki suatu kasus yang merugikan khalayak. Jurnalisme investigasi memerlukan waktu yang lama untuk mengusut suatu kasus. Kasus yang diinvestigasi biasanya berbau skandal, dan korupsi yang dilakukan politisi. Pelaku investigasi biasa berperan sebagai watchdog yang artinya mengawasi dan mencium kejanggalan yang ada dalam kasus yang sedang diselidiki.

Jurnalisme Kuning: menurut Biagi, jurnalisme kuning memiliki teknik yang khas, yaitu melebih-lebihkan suatu peristiwa, menjual skandal atau peristiwa sensasional. Jurnalisme ini juga bisa disebut tabloid journalism.

2. Masa Kini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline