Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Berpikir Positif Vs Berpikir Negatif di Masa Pandemi

Diperbarui: 21 April 2020   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yin-yang Simbol Keseimbangan (Sumber : pixabay.com)

Sebagai manusia, kita pasti punya cara berbeda dalam merespon sesuatu. Ada yang lebih cenderung menampakkan diri sebagai orang yang berpikir positif, ada juga yang menampakkan diri sebagai orang yang berpikir negatif.

Nah, menurut anda, didunia ini, kita lebih baik banyak berpikir positif atau berpikir negatif?

Sebagian orang, bahkan mayoritas, pasti memilih ingin selalu berpikir secara positif. Namun pertanyaannya, berpikir positif dalam hal apa dulu? dalam situasi yang bagaimana dulu?

Berpikir positif memang selalu mengarahkan kita pada hal-hal baik, dimana kita tidak terlalu memikirkan dampak, resiko, keamanan, atau keselamatan dari apa yang kita pikirkan. Karena kita punya prasangka baik.

Sebaliknya hasil dari berpikir negatif cenderung mengarahkan kita pada hal-hal yang tidak baik, dimana kita terlalu memikirkan dampak, resiko, keamanan, atau keselamatan dari apa yang kita pikirkan. Karena kita punya prasangka yang tidak baik.

Sebenarnya tidak ada yang lebih baik dari berpikir positif atau berpikir negatif. Karena keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kita hanya perlu menempatkan keduanya pada konteks dan situasi yang tepat.

Maksudnya begini, kelihatannya akan konyol sekali jika dimasa-masa pandemi ini kita terlalu berpikir positif. 

Karena terlalu berpikir positif, akhirnya kita menjadi abai, menganggap terlalu remeh, tidak melakukan antisipasi, tidak mengikuti anjuran pemerintah yang justru akan sangat membahayakan diri sendiri.

Akibat terlalu berpikir positif, kita melihat banyak orang yang menyepelekan pandemi ini.

Dalil yang biasanya sering di dengungkan adalah, "Ya positif aja. Tenang, kita mah enggak bakal kena Corona, gak perlu panik berlebihan lah!".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline