Lihat ke Halaman Asli

Retty Hakim

Senang belajar dan berbagi

Murti Bunanta dan Cerita Kota

Diperbarui: 26 Agustus 2019   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shakuntala Kartikasari memberikan cindera mata dari IAI DKI Jakarta (foto: Retty)

Kalau mendengar nama Murti Bunanta, tentunya yang terbayang adalah cerita anak. Sebagai pencetus ide dan pendiri Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA), namanya memang erat terkait dengan cerita anak.

 Siapa sangka undangan workshop "Membuat Buku Cerita Anak" di Jakarta Convention Center, yang disalenggarakan oleh ImajiBooks bekerja sama dengan KPBA, akan membuat saya berkenalan dengan sisi lain seorang Murti Bunanta. 

Koleksi yang dibawanya untuk berkisah tentang kota sangat kaya dan inspiratif. Kisah kota dan sejarah kota ternyata bisa menjadi konsumsi anak-anak, bahkan bisa menjadi berbagai macam souvenir.

Ketika saya tiba, kebetulan pembawa acara sedang memanggil Shakuntala Kartikasari, perwakilan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta untuk memberikan sambutannya. 

Saya pikir, saya salah ruang seminar, sehingga saya bergegas mencari ruang seminar yang benar. Sempat tergoda dengan acara seminar arsitektur yang terlihat lebih serius di sebelahnya. 

Tetapi, untung sekali bahwa saya memilih tetap masuk ke ruangan Workshop Membuat Buku Cerita Anak, karena materi yang dibawakan ternyata sangat menarik. 

Shakuntala Kartikasari memberikan cindera mata dari IAI DKI Jakarta (foto: Retty)

Rupanya Imelda Akmal dari ImajiBooks sudah terlebih dahulu terpesona pada koleksi Murti Bunanta. Bak tumbu ketemu tutup, adalah ungkapan filosofi Jawa yang menggambarkan cocoknya pertemuan mereka berdua. Dan yang diuntungkan adalah kami, undangan yang mendapat kesempatan langka mendengar kisah kota dari seorang Murti Bunanta.

Sebagai orang yang belum pernah membuat buku cerita anak, yang saya harapkan hari itu adalah mendengar petunjuk dan batasan untuk membuat cerita anak. Yang terjadi adalah inspirasi yang bergulung-gulung untuk menghidupkan kisah sebuah kota, bisa kotaku...bisa kotamu, bisa juga tentang Indonesia.

Sebagai pembukaan, Murti Bunanta mengajak hadirin untuk menyimak proses terbitnya buku-buku cerita rakyat yang diterbitkan oleh KPBA. 

Beliau menekankan pentingnya riset untuk mengangkat materi yang ingin disampaikan agar sungguh-sungguh memperkaya pembacanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline