Lihat ke Halaman Asli

Reni Soengkunie

Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Tamasya Ilmu di TMII dan Pulau Reklamasi

Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Sudah hampir lima belas tahun lamanya saya tak berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Terakhir kali ke sana itu, saat saya mengikuti study tour sekolah ketika saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Naik bus bersama rombongan dari Jogja ke Jakarta. Meski kelihatannya sepele, namun itu merupakan sebuah kenangan yang berarti bagi saya. Itu merupakan momen ketika saya kali pertama melihat ibu kota. Kebayangkan ya bagaimana rasanya anak desa yang pergi ke kota.

Tentu saya amat bahagia sekali, bahkan hingga saat ini saya masih bisa dengan jelas menggambarkan wajah polos saya yang terkagum-kagum saat bus kami memasuki area TMII.

Akhirnya setelah sekian lama berlalu, kemarin tanggal 2-3 Agustus 2019, untuk kedua kalinya saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung kembali ke TMII. Eits, namun kali ini saya tidak akan piknik ke IPTEK seperti dulu. Saya akan menghadiri acara yang diadakan oleh Komunitas CLICK Kompasiana dan PPI (Perkumpulan Penulis Indonesia) di Graha Wisata TMII.

Meski misi keberangkatan saya ke Jakarta kali ini mengusung tema pelatihan menulis dan tour ke Pantai Maju, namun saya tetap merasa bahwa keberangkatan saya ini bukan sekadar untuk belajar tapi tamasya ilmu. Sebenarnya makna keduanya sama saja sih, tapi pemahaman serta niatnya yang akan membawa dampak berbeda pada diri saya.

Mendengar kata pelatihan, belajar, ataupun tinjauan itu sangat tidak mengasyikan. Sehingga saya menganggap bahwa kegiatan kali ini merupakan sebuah tamasya bagi saya.

Dengan begitu hati saya akan riang dalam menyerap ilmu dan pengetahuan baru. Tidak ada beban dan tekanan yang mengharuskan saya berpikir keras.

Bahagia aja gitu, gimana sih rasanya orang tamasya? Meski menempuh jarak jauh, meski capek, meski ngantuk, tapi tetap happy-kan ya?

Malam hari sebelum berangkat saya sudah berkemas seperti halnya anak yang akan pergi piknik. Menata baju dengan gembira, menyiapkan camilan, serta peralatan yang akan saya butuhkan selama berada di sana. Kali ini saya tak berangkat dari Jogja, tapi dari Karawang- tempat tinggal saya sekarang.

Jadi saya tak perlu menghabiskan waktu semalaman hanya untuk sampai Jakarta. Dari rumah saya berangkat pukul setengah sembilan menggunakan bus Karawang-Kampung Rambutan.

Nahas, baru keluar tol Karawang Timur bus yang saya naiki terjebak macet hingga tiga jam lamanya. Beruntung, saya bisa tiba di Graha Wisata tepat pukul 12.55 WIB.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline