Lihat ke Halaman Asli

Rahma Desti Ayu

Mahasiswa fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin,

Sibuk dengan Isu Kim Jong Un Telah Tiada Sampai Terlupakan Satwa Liar Sendiri Hampir Tiada

Diperbarui: 4 Mei 2020   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: suara.com

Belakangan ini warganet tengah sibuk dengan isu kematian Kim Jong Un yang merupakan pemimpin tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, dikabarkan bahwa Kim Jong Un telah meninggal tapi faktanya pemimpin republik demokratik korea ini kembali muncul di hadapan publik. 

Sehingga semua perhatian publik sedang terarah dengan isu ini, Tapi kali ini saya tidak akan membahas kemunculan Kim Jong Un.  Ada kasus di negara sendiri yang lebih butuh perhatian kita semua yaitu menyangkut kehidupan satwa liar yang ada di kebun binatang.  

Pandemi virus corona disusul  Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) disejumlah daerah mulai berdampak pada berbagai kebun binatang Indonesia. Ternyata pandemi ini ini tidak hanya berimbas pada manusia saja tapi begitupula pada satwa- satwa yang dipelihara di kebun binatang .

Lembaga konservasi indonesia khususnya kebun binatang mengalami krisis karena tempat wisata di tutup, alhasilnya mereka tidak ada pemasukan sama sekali, sehingga mereka bingung untuk memberi pakan satw-satwanya .  

Kasus kebun binatang dengan pabrik beda, kalau pabrik misalkan di tutup, ya dimatiin mesinnya tentunya perawatannya berhenti dan kemungkinan pengeluarannya tidak banyak.

Beda dengan  kebun binatang, kalau ditutup perawatan tetap jalan, tetap diberi makan, tetap diperiksa kesehatannya, kandangnya tetap dibersihkan dan juga pekerjanya tetap harus digaji yang jelasnya pengeluaran akan tetap berjalan meski sedang ditutup. Maka dari itu diperlukan partisipasi semua kalangan untuk turut membantu kebun binatang di kota-kota kalian.

Banyaknya kebun binatang yang harus ditutup dan otomatis pemasukan tidak ada, dan imbasnya kebutuhan pakan untuk satwa-satwa akan terbengkalai sehingga pengelola kebun binatang berinisiatif untuk mengurangi jatah  pakan atau menggunakan pakan yang lebih murah.

Karena jumlah porsi makan untuk satwa-satwa dikurangi sehingga banyak satwa yang berat badannya turun dan menjadi kurus, meski berdampak demikian tindakan tersebut harus dilakukan guna untuk bertahan hidup.

Bahkan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) menyarankan jika situasi ini terus berlanjut akan dilakukan tindakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan pakan satwa-satwa di kebun binatang dengan cara satwa-satwa herbivora yang mudah berkembang biak akan di korbankan untuk satwa karnivora. Hal itu dilakukan sebagai langkah bertahan hidup untuk 2-3 bulan kedepan.

Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) telah mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo dan Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK) untuk meminta bantuan terkait kondisi satwa di kebun binatang di tengah pandemi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline