Lihat ke Halaman Asli

Nepal dan Cermin Demokrasi: Saat Suara Rakyat Dibungkam

Diperbarui: 23 September 2025   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebagai mahasiswa, saya melihat pengalaman Nepal memberi pelajaran penting tentang rapuhnya demokrasi jika ruang kebebasan ditutup.

Larangan media sosial di Nepal awalnya tampak sederhana, tetapi memicu gelombang protes besar. Rakyat marah karena merasa kritiknya tidak lagi punya ruang. Alih-alih membuka dialog, pemerintah merespons dengan represi---gas air mata, peluru karet, bahkan korban jiwa.

Dari sini kita belajar bahwa: Demokrasi bukan hanya pemilu, tapi juga ruang publik yang sehat, Membungkam kritik hanya melahirkan ketidakpercayaan dan Demokrasi sejati harus hadir dalam praktik, bukan sekadar formalitas.

Refleksinya bagi Indonesia: jangan sampai kebebasan berbicara hanya menjadi slogan. Suara rakyat, sekecil apa pun, adalah fondasi demokrasi. Bila ia dibungkam, yang tersisa hanyalah bayangan dari demokrasi itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline