Lihat ke Halaman Asli

Cakrawala

Diperbarui: 19 September 2021   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih teringat jelas dalam benak-ku ketika kita masih bisa tertawa bersama-sama. Menceritakan lelucon ringan mengitari sebuah api unggun ketika acara perkemahan. Kau dengan suara indahmu, aku dengan gitar solo ku, kita berdua memecah sepinya malam saat ini. Kawan-kawan yang tadinya tertidur pun terbangun, mimpi mereka harus mengalah oleh godaan suara malaikat yang terdengar dari mulut seorang manusia.

Kentang rebus menjadi pilihan ketika menemani malam menunggu datangnya fajar kala itu. Kita berada di lereng gunung menantikan kedatangan Sang Surya dari balik cakrawala. Benar-benar kenangan yang tak bisa ku lupakan. Bagaimana dengan mu?

Kita lumayan bersenang-senang disana. Padahal aku mengharapkan hanya momen berduaan-tidak jadi karena aku tahu itu dilarang. Tapi, setidaknya masih ada dirimu disini. Ya Tuhan, aku tak mau momen ini berakhir hanya sampai Matahari tampak!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline