Lihat ke Halaman Asli

Randra Athallah

Mahasiswa Universitas Airlangga

Jalan Kaki, Aktivitas Sehat yang Perlu Dibiasakan di Indonesia

Diperbarui: 20 Mei 2023   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pexels

Kemajuan teknologi transportasi di masa yang modern ini memanglah sangat memudahkan kita untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan transportasi membuat warga Indonesia menjadi malas untuk berjalan kaki. Terkadang, untuk jarak tempuh yang sangat pendek saja masyarakat Indonesia masih banyak yang lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor daripada berjalan kaki. Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh Stanford University membuktikan bahwa masyarakat Indonesia menempati urutan nomor satu sebagai masyarakat paling malas jalan kaki di dunia dengan catatan rata-rata hanya 3.513 langkah per hari. Angka ini masih jauh terpaut dibanding negara tetangga Indonesia, Singapura, dengan rata-rata 5.674 langkah per hari. 

Angka yang sangat rendah ini sangatlah disayangkan karena berjalan kaki sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki merupakan salah satu cara yang mudah untuk menstabilkan berat badan. Hal ini disebabkan karena saat berjalan kaki, 8.3 kalori terbakar setiap menitnya. Berjalan kaki juga bagus untuk kesehatan tulang dan sendi karena berjalan kaki memperlancar metabolisme kalsium. Arthritis Foundation menyarankan untuk berjalan kaki selama 30 menit per hari untuk meningkatkan kesehatan tulang dan sendi sehingga terhindar dari penyakit seperti arthritis.

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, berjalan kaki juga bermanfaat bagi kesehatan mental. Berjalan kaki sudah dikenal sebagai salah satu cara yang mudah untuk menghilangkan stres. Berjalan kaki dapat merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memperbaiki mood serta meningkatkan emosi positif. American Psychological Association juga mengungkapkan bahwa berjalan kaki yang cukup dapat mengurangi tingkat depresi pada orang dewasa sebanyak 25%. Tidak hanya dapat menghilangkan stres dan depresi, berjalan kaki ternyata juga mengurangi resiko alzheimer.

Berjalan kaki juga bermanfaat bagi lingkungan. Jika banyak masyarakat yang memilih untuk berjalan kaki daripada menggunakan mobil atau sepeda motor untuk jarak tempuh yang dekat, tentunya jumlah polisi udara akan berkurang. Negara-negara yang membiasakan untuk berjalan kaki memiliki tingkat polusi yang lebih rendah yang menghasilkan kualitas udara yang lebih baik daripada Indonesia. Dilansir dari IQAir, Singapura memiliki kualitas udara yang jauh lebih baik daripada ibukota Indonesia, Jakarta. Hal ini tentunya tidak terlepas dari budaya berjalan kaki yang sudah diterapkan oleh Masyarakat Singapura.

Rendahnya motivasi masyarakat Indonesia untuk berjalan kaki salah satunya disebabkan oleh kurang mendukungnya infrastruktur bagi pejalan kaki. Pembangunan infrastruktur yang terfokus untuk kendaraan pribadi membuat sejumlah jalan memiliki luas trotoar yang terbatas, bahkan, tidak sedikit ruas jalan yang tidak memiliki trotoar sama sekali. Tidak hanya itu, trotoar kerap dijadikan lahan parkir kendaraan bermotor serta lapak berjualan bagi pedagang kaki lima. Minimnya trotoar serta penyalahgunaan fungsi trotoar ini menimbulkan rasa kekhawatiran serta ketidaknyamanan bagi pejalan kaki yang berdampak pada rendahnya motivasi masyarakat untuk berjalan kaki. Oleh karena itu, pembangunan trotoar yang layak serta revitalisasi fungsi trotoar perlu dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline