Lihat ke Halaman Asli

Merayakan Sepak Bola dengan Menulis

Diperbarui: 8 Mei 2017   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi sebagian makhluk pegiat sastra Indonesia, saya yakin mereka tak akan asing dengan Seno Gumira Ajidarma. Beliau adalah sastrawan yang lahir 59 tahun silam dengan beberapakarya dan penghargaan yang bergelimang.

Ada salah satu karya terbaiknya yang mampu memukau saya, yakni “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi”. Dan yang mana kisahnya pernah saya adopsi untuk dipentaskan dalam pertunjukan teater bersama teman-teman di fakultas setahun lalu.

Saya pun mendapatkan inspirasi dari beliau mengenai dunia literasi. Banyak membaca karya-karyanya meski tidak pernah khatam. Semenjak duduk di bangku sekolah, saya sudah meminati dunia yang menyinergikan kinerja otak dan tangan. Hingga saya melanjutkannya ketika memasuki jenjang kuliah dengan mengambil jurusan yang (sedikit) linier. Dan sampai saat ini tentunya saya terus mengasah dengan berbagai cara.

Masih mengenai Seno. Ada satu quote darinya yang menempel pada benak saya hingga saat ini yang isinya seperti ini;

“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”

Kiranya dari prakata tersebut, saya yakin bukan hanya saya yang menjadikannya pedoman. Memang banyak idiom yang memotivasi untuk giat dan rajin menulis. Namun entah apa alasan konkretnya, saya memutuskan untuk menjadikan miliknya sebagai pijakan.

Selain mencoba untuk terus hidup sehat, salah satu rutinitas saya adalah terus mencoba dan mencoba untuk menulis. Sebab saya yakin semakin banyak menulis maka akan semakin baik bobot tulisannya.

Dan perlu saya informasikan, hal yang paling sering saya abadikan dalam bentuk tulisan yakni mengenai sepakbola. Jujur, olahraga ini adalah segalanya bagi saya. Semenjak kecil saya telah dirasuki oleh auranya. Sampai akhirnya saya memaksa kepada orangtua untuk didaftarkan dalam SSB.

Lantas apakah saya akan menjabarkan alasan tentang kecintaan terhadap sepakbola ? Tidak, itu tidak penting. Hanya akan menghabiskan waktu. Yang jelas penyebabnya tidak remeh.

Saya adalah salah satu diantara jutaan orang yang mungkin berkeyakinan bahwa sepakbola adalah jalan menuju kebahagiaan. Begitu pun dengan menulis. Namun kebahagiaan itu akan menjadi berlipat jika sudah menghadapi keduanya; menulis tentang sepakbola.

Menulis sepakbola adalah sebuah aktifitas yang sangat mulia. Bagi saya menumpahkan dan mencurahkan keresahan serta kebahagiaan atas keadaan yang kita temui dalam hiruknya sepakbola baik di dalam maupun di luar lapangan dengan diabadikan dalam sebuah tulisan adalah proses (secara tidak langsung)menuju sepakbola yang progresif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline