Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Faozi

TUKANG NGOPI

Orang-orang Pinggit Tembok Pembatas

Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ORANG-ORANG PINGGIR TEMBOK PEMBATAS

Sehabis subuh aku menyeka segala luka dengan doa

Sementara matahari mulai menunjukan keagungan-Nya

Burung-burung bersahutan memberi salam kepada embun

Kopi hitam dalam cangkirku penuh dengan syukur nikmatMu

Dan pinggiran rel kereta terlihat seorang  laki-laki tua tertidur

Entah begadang habis berjudi atau terlalu lelah kepada nasib

Nasib atas takut neraka atau sejuknya surga kata ahli agama

Gesekan besi dan mesin keretapun tidak mengsuik istirahatnya

Bukan langit dan bumi lagi tapi ini kenyataan yang didepanku

Hujan bukan ancaman tapi nyala kompolah yang lebih menyeramkan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline