Lihat ke Halaman Asli

Rachmat PY

TERVERIFIKASI

Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

Yuk Cinta dan Beli Produk Dalam Negeri untuk Perekonomian Negeri yang Mandiri

Diperbarui: 17 Desember 2017   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nangkring Kompasiana bareng Kemnperin. (Foto Rahab Ganendra)

BICARA soal produk dalam negeri, seberapa kita sudah mencintai lalu membeli dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari? Paling gampang adalah batik. Batik identik banget dengan Indonesia, karena factor budayanya.

Di Amerika Serikat sejak Obama sampai Trump menggalakkan warganya untuk membeli produk dalam negeri. Begitu pula yang dilakukan di India, Korsel dan Jepang. Itu menandakan betapa mengembangkan indutri dalam negeri itu sangat penting.

Industri Bangkit, Ekonomi Mandiri

Pentingnya peran produk dalam negeri itu disoroti dan dijelaskan Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Mengembangkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjadi salah satu solusi terkait permasalahan penyerapan tenaga kerja. Itu seiring dengan adanya transformasi tenaga kerja manusia dengan system otomatisasi. Seperti tol.

Pengembangan IKM harus diikuti kesadaran masyarakat akan cinta produk dalam negeri sendiri. Cinta produk diikuti dengan menggunakannya dengan membelinya. Dengan beli produk maka akan mengembangkan industri lebih besar.

“Harus dicarikan solusi. Kalau kita mau cinta dan membeli produk Indoensia akan mengurangi pengangguran,” jelas Haris saat acara nangkring Kompasiana bertema “Budayakan Cinta Produk Dalam Negeri, Berdayakan Pelaku Industri Dalam Negeri,” pada  Minggu, 17 Desember 2017 di  Crematology Cafe, Jalan Suryo No.25, Senopati, Jakarta Selatan. Acara Nangkringnya bisa dilihat di sekelumit videoku ini. 


Menurut Haris, membeli produk dalam negeri artinya berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, menyerap tenaga kerja. Kalau kita membeli produk dalam negeri/ Indonesia berimbas banyak hal, seperti meningkatkan daya saing produk dari produk luar.  

“Kita berdayakan produk dalam negeri. Kita selama ini berdayakan produk asing dengan membeli  pakaian bekas luar negeri,” ujar Haris.

Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat acara nangkring Kompasiana bertema “Budayakan Cinta Produk Dalam Negeri, Berdayakan Pelaku Industri Dalam Negeri,” pada Minggu, 17 Desember 2017 di Crematology Cafe, Jalan Suryo No.25, Senopati, Jakarta Selatan. (Foto Rahab Ganendra)

Itu persis banget yang terjadi di Batam saat aku bermukim 6 tahun di sana. Pakaian bekas sampai mebel bekas produk Singapura membanjiri Batam.

Sementara produk kita sebenarnya sangat menonjol, seperti industri makanan/ minuman, farmasi, tekstil, elektronika. Misalnya makanan. Indomie produk Indonesia beredar dan diminati di Afrika. Selain itu produk kopi mendunia, kopi luwak eksotik. Produk Mayora produknya banyak diekspor.  Bahkan soal kosmetika dan farmasi. Indonesia salah satu negara yang handal. Bahkan menurut Haris, elektronika, gadget tren, ada 54 juta gadget di Indonesia. Sementara tekstil, industry besar menyerap tenaga kerja yang besar.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline