Lihat ke Halaman Asli

Ragel Jwd

ragili

Filsafat Dialektika Georg Wilhem Friedrich Hegel dalam Film "The Last Samurai"

Diperbarui: 15 Desember 2020   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disini saya akan menjelaskan tentang maksud/penjelasan filsafat yang terkandung didalam film The Last Samurai. Film The Last Samurai ini dirilis pada tahun 2003 yang berlatar belakangkan tentang sejarah restorasi Meiji, lebih jelasnya Film yang sama-sama mengangkat budaya Jepang kuno yang menceritakan perjalanan sejarah Samurai Jepang.

Di film ini dijelaskan bagaimana kebudayaan Jepang(Samurai) dan kebudayaan Barat(modernisasi). Film ini mengambil latar belakang Jepang tahun 1876-1877 di bawah kepemimpinan Kaisar Meiji. Dimana diterimanya budaya baru dari Amerika untuk membuat tatanan baru di Jepang. 

Akan tetapi tidak semuanya berjalan lancar dan damai. Banyak Sebagian rakyat jepang menolak kebijakan baru tersebut. Hal tersebut memicu terjadinya peperangan antar saudara di tanah Jepang sendiri, perang tersebut terlibat tantara bentukan negara barat (rakyat jepang) yang dilatih untuk menggunakan senjata untuk melawan rakyat jepang (samurai) yang dianggap pemberontak. Lalu setelah peperangan tersebut terjadi kekalahan oleh pihak tantara baru karena belum bisa menguasai teknologi baru (modernisasi).

Samurai dianggap sebagai pemberontak atau pihak yang merugikan dan harus di hilangkan, padahal Samurai merupakan kebudayaan Jepang. Lalu perubahan pun banyak terjadi dalam sistem pemerintahan dan pertahanan Jepang.

Pembentukan sistem keamanan seperti polisi dengan senjata api digunakan untuk melawan Samurai dan di tugaskan menghilangkan budaya membawa pedang. Sehingga banyak terjadi perlawanan dan perjuangan bagi pihak Samurai yang mempertahankan kebudayaannya yang terancam hilang.

Di samping itu Kekasiaran Meiji kurang tegas dalam mengambil tindakan, terlalu mengambil perubahan modernisasi dlalam merubah  tatanan baru di jepang sehingga lupa akan kebudayaaannya. Di film tersebut juga terjadi peperangan terakhir dimana pihak tantara jepang modern melawan rakyat Jepang (samurai) hingga titik darah penghabisan.

Seluruh Samurai turun ke medan perang melawan kebijakan kekaisaran. Timbulah perang besar-besaran, pihak Samurai kalah telak melawan senjata api. Tersisalah beberapa samurai dengan memabwa kebudayaannya sebagai Samurai. Saat setelah perang semua merasakan kehilangan, karena hampir hilangnya kebudayaannya sebagai Samurai itu.

Saat itu dipanggilnya pejuang samurai oleh kekaisaran dan berhasil di sadarkan betapa banyaknya yang dikorbankan,termasuk keluarga saudara hingga budaya sendiri. Kekaisaran Meiji merasa salah dalam mengambil tindakan yang dianggap terbaik untuk Jepang.

Akhirnya diputuskannya hiubungan Amerika oleh kaisar Jepang. Pihak Amerika pun mau tidak mau harus meninggalkan Jepang karena merasa diusir oleh kekaisaran. Akan tetapi meski sudah tidak memiliki hubungan, Kekaisaran Jepang merasa Jepang sudah cukup maju dan terus mengembangkan apa yang telah diajarkan oleh bangsa barat tetapi juga tidak melupakan kebudayaan sebagai Samurai.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel beranggapan bahwa objek-objek yang tampaknya independen yang dipikirkan dalam pemikiran sebearnya tidak independen,tetapi hanya aspek-aspek asing dari satu pikiran yang akhirnya harus diubah menjadi keseluruhan( Suyahmo. 2007).

Menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (penyetujuan), antitesis (bertolak belakang) dan sintesis (penyempurnaan). Dari pemikiran Hegel tersebut saya dapat menjabarkan beberapa filsafat dan filosofi yang terkandung didalam film The Last Samurai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline